Kapuas Hulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan bahwa gejala cacar monyet mulai dari demam hingga terasa nyeri pada otot.
"Kasus cacar monyet di Kapuas Hulu belum ada, tapi masyarakat mesti tahu gejala dan cara pencegahannya," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Senin.
Kastono menyampaikan, selain demam dan nyeri otot, gejala cacar monyet juga mengakibatkan badan lemas menggigil dan sakit kepala.
Gejala itu pun akan muncul setelah 5 hingga 21 hari penderita terinfeksi virus cacar monyet.
Selain itu, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan adanya benjolan di leher, ketiak atau, selangkangan.
"Gejala awal dapat berlangsung selama satu hingga tiga hari atau lebih," katanya.
Setelah itu, kata Kastono, akan muncul gejala seperti ruam di wajah yang akan menyebar ke bagian tubuh lain seperti lengan dan tungkai.
Ruam tersebut akan muncul seperti bintil yang berisi cairan nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian akan menyebabkan borok di permukaan kulit.
Kastono mengatakan cacar monyet disebabkan oleh virus orthopoxvirus yang terjadi karena adanya kontak dengan orang atau hewan yang membawa virus cacar monyet.
Virus itu awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti tupai, monyet atau tikus yang terinfeksi.
Menurut Kastono, penyakit cacar monyet dapat menular jika terjadi kontak langsung seperti percikan air liur yang masuk melalui mata, hidung, mulut atau luka di kulit atau melalui benda yang dapat terkontaminasi seperti handuk dan seprai yang sebelumnya digunakan oleh penderita cacar monyet.
Dia pun menuturkan pencegahan cacar monyet untuk mencegah penyakit cacar monyet, terdapat dua jenis pencegahan yang dapat dilakukan yaitu pencegahan utama seperti menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet, tupai, dan tikus, serta orang - orang yang sedang terinfeksi cacar monyet.
Pencegahan kedua adalah pencegahan pendukung dengan rajin mencuci tangan dengan sabun terutama sebelum memasak, makan, serta sebelum menyentuh area wajah dan luka.
"Hindari berbagai penggunaan alat makan bersama atau bergantian dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan yang terinfeksi cacar monyet
Menghindari kontak dan mengonsumsi hewan liar," jelas Kastono.
Selain itu, memasak dan mengonsumsi bahan makanan yang matang terutama daging untuk mencegah penularan dokter akan memberikan atau menganjurkan vaksinasi smallpox.
Sementara itu, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu juga sudah mengeluarkan surat edaran yang bersifat imbauan kepada pihak rumah sakit dan 23 puskesmas yang ada di wilayah Kapuas Hulu, terkait upaya pencegahan dan penanganan serta kesiapsiagaan.
"Kasus cacar monyet di Kapuas Hulu belum ada, tapi masyarakat mesti tahu gejala dan cara pencegahannya," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Senin.
Kastono menyampaikan, selain demam dan nyeri otot, gejala cacar monyet juga mengakibatkan badan lemas menggigil dan sakit kepala.
Gejala itu pun akan muncul setelah 5 hingga 21 hari penderita terinfeksi virus cacar monyet.
Selain itu, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan adanya benjolan di leher, ketiak atau, selangkangan.
"Gejala awal dapat berlangsung selama satu hingga tiga hari atau lebih," katanya.
Setelah itu, kata Kastono, akan muncul gejala seperti ruam di wajah yang akan menyebar ke bagian tubuh lain seperti lengan dan tungkai.
Ruam tersebut akan muncul seperti bintil yang berisi cairan nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian akan menyebabkan borok di permukaan kulit.
Kastono mengatakan cacar monyet disebabkan oleh virus orthopoxvirus yang terjadi karena adanya kontak dengan orang atau hewan yang membawa virus cacar monyet.
Virus itu awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti tupai, monyet atau tikus yang terinfeksi.
Menurut Kastono, penyakit cacar monyet dapat menular jika terjadi kontak langsung seperti percikan air liur yang masuk melalui mata, hidung, mulut atau luka di kulit atau melalui benda yang dapat terkontaminasi seperti handuk dan seprai yang sebelumnya digunakan oleh penderita cacar monyet.
Dia pun menuturkan pencegahan cacar monyet untuk mencegah penyakit cacar monyet, terdapat dua jenis pencegahan yang dapat dilakukan yaitu pencegahan utama seperti menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet, tupai, dan tikus, serta orang - orang yang sedang terinfeksi cacar monyet.
Pencegahan kedua adalah pencegahan pendukung dengan rajin mencuci tangan dengan sabun terutama sebelum memasak, makan, serta sebelum menyentuh area wajah dan luka.
"Hindari berbagai penggunaan alat makan bersama atau bergantian dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan yang terinfeksi cacar monyet
Menghindari kontak dan mengonsumsi hewan liar," jelas Kastono.
Selain itu, memasak dan mengonsumsi bahan makanan yang matang terutama daging untuk mencegah penularan dokter akan memberikan atau menganjurkan vaksinasi smallpox.
Sementara itu, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu juga sudah mengeluarkan surat edaran yang bersifat imbauan kepada pihak rumah sakit dan 23 puskesmas yang ada di wilayah Kapuas Hulu, terkait upaya pencegahan dan penanganan serta kesiapsiagaan.