Palembang (ANTARA) - "Talk Sriwijaya Community" (TSC) wadah untuk wartawan Sumsel melakukan diskusi, terbentuk dalam pertemuan para wartawan senior yang digelar di Toko Kopi Telusur di Jalan Bambang Utoyo Kota Palembang, Selasa (11/3/2024).
Hadir pada pertemuan tersebut, Firdaus Komar yang saat ini menjabat Direktur UKW Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Agus Harizal Pemred Suara Nusantara dan KoranSN.com, Iwan Setiawan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah (Komda) Wilayah Sumsel dan Lampung, Syarif Abdullah Kepala Biro Antara Sumsel, Indra Gultom wartawan senior Antaranews, M Nasir wartawan senior yang juga Dosen PGRI Palembang, Maspril Aries wartawan senior yang sebelumnya wartawan Republika, Aina Rumiyati Aziz wartawan senior yang sebelumnya wartawan Koran Sindo, dan Eko Prasetyo wartawan RMOL Sumsel.
Firdaus Komar mengatakan, dirinya menyambut baik terbentuknya Talk Sriwijaya Community (TSC), dan di dalam diskusi yang akan digelar nanti mesti fokus kepada kedalaman isi diskusi.
“Sebelum diskusi untuk TOR juga mesti disusun dan dipersiapkan terlebih dahulu,” jelasnya.
Sementara Agus Harizal mengatakan, Talk Sriwijaya Community ini terbentuk dari pertemuannya bersama wartawan-wartawan senior hingga muncul ide dan gagasan yang sama untuk membuat wadah diskusi.
Masih kata Agus Harizal, Talk Sriwijaya Community yang telah terbentuk ini di dalamnya berisi para wartawan senior di Sumsel dan orang-orang yang aktif serta pemikir.
“Kami yakin Talk Sriwijaya Community akan berkembang dengan membahas isu-isu dalam setiap diskusinya,” katanya.
Menurutnya, hasil dari diskusi yang nantinya akan dilaksanakan akan dibuat resume dan dijadikan berita terkait solusi dan kritik tentang isu-isu yang berkembang di Provinsi Sumsel.
“Setiap diskusi akan dibahas tema dan isu yang berkembang, untuk hasil diskusi akan dikirim ke pemerintah sebagai masukan dari rekan-rekan jurnalis,” ungkap Agus Harizal.
Indra Gultom dalam pertemuan tersebut mengutarakan, banyak isu yang akan dibahas dalam setiap diskusi, misalnya seperti tentang Pasar Cinde, Pasar 16 hingga terancam punahnya bahasa daerah. Bahkan isu-isu publik yang tidak menjadi trend akan dimunculkan di dalam diskusi.
“Pada diskusi akan dihadirkan narasumber dari pihak terkait dari pemerintah daerah (Pemda), pengamat, asosiasi hingga aktivis. Disetiap diskusi tentunya tema yang akan diangkat berbeda-beda mulai dari sosial, ekonomi hingga budaya,” ungkapnya.
Sedangkan M Nasir mengatakan, untuk diskusi Pasar Cinde juga dapat dijadikan tema dengan menghadirkan narasumber dari Pemda dan akademisi.
“Selain itu juga akan dihadirkan budayaan, arkeolog, aktivis hingga perwakilan dari perdagangan. Setiap diskusi yang digelar tentunya akan memberikan solusi maupun kritik sebagai masukan buat pemerintah daerah,” katanya.
Kemudian Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya sangat menyambut wadah diskusi tersebut. Dimana untuk tempat lokasi diskusi nantinya akan dilaksanakan
di Pojok Tembesu Coffee Shop yang berkonsep taman outdoor di Jalan Kolonel Burlian Kilometer 6,5 Punti Kayu Palembang.
“Untuk pertemuan diskusi bisa dilaksanakan dua minggu sekali dengan menghadirkan para narasumber yang diantaranya juga akan ada dari pihak
asosiasi maupun perusahaan,” ujarnya.
Dilanjutkan Iwan Setiawan, untuk setiap diskusi yang digelar akan diusung tema berbeda.
“Temanya berbeda-beda setiap diskusi misal seperti membahas ekonomi, sosial, soal lingkungan hingga tentang harga Sembako yang saat ini sedang naik,” ungkapnya.
Syarif Abdullah mengatakan, untuk tema diskusi tentunya akan disiapkan terlebih dahulu sejak jauh hari sebelum dimulainya diskusi.
“Jadi jangan sampai tema diskusi ditetapkan mendekati hari pelaksanaan. Kemudian untuk narasumber yang tidak bisa hadir karena sibuk bisa mengikuti diskusi melalui video call ataupun Zoom Meeting,” uarinya.
Dalam pertemuan tersebut, Eko Prasetyo juga mengatakan, untuk diskusi yang akan digelar baiknya mengusung tema tentang Sembako yang kini harganya sedang naik.
“Naiknya harga Sembako ini sangat menarik untuk didiskusikan, karena Sumsel ini kan termasuk lumbung pangan tapi mengapa harga Sembako bisa naik,” ungkap Eko.
Maspril Aries menyambut baik terbentuknya wadah diskusi tersebut. Dengan telah terbentuk wadah ini maka ke depan diskusi akan berjalan.
“Banyak tema penting yang dapat didiskusikan, seperti tentang Pilgub yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan di Sumsel. Dimana dalam diskusi nanti kita akan mengajak pemilih cerdas serta akan mendorong para calon-calon Gubernur Sumsel agar bermunculan,” pungkasnya.
Hadir pada pertemuan tersebut, Firdaus Komar yang saat ini menjabat Direktur UKW Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Agus Harizal Pemred Suara Nusantara dan KoranSN.com, Iwan Setiawan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah (Komda) Wilayah Sumsel dan Lampung, Syarif Abdullah Kepala Biro Antara Sumsel, Indra Gultom wartawan senior Antaranews, M Nasir wartawan senior yang juga Dosen PGRI Palembang, Maspril Aries wartawan senior yang sebelumnya wartawan Republika, Aina Rumiyati Aziz wartawan senior yang sebelumnya wartawan Koran Sindo, dan Eko Prasetyo wartawan RMOL Sumsel.
Firdaus Komar mengatakan, dirinya menyambut baik terbentuknya Talk Sriwijaya Community (TSC), dan di dalam diskusi yang akan digelar nanti mesti fokus kepada kedalaman isi diskusi.
“Sebelum diskusi untuk TOR juga mesti disusun dan dipersiapkan terlebih dahulu,” jelasnya.
Sementara Agus Harizal mengatakan, Talk Sriwijaya Community ini terbentuk dari pertemuannya bersama wartawan-wartawan senior hingga muncul ide dan gagasan yang sama untuk membuat wadah diskusi.
Masih kata Agus Harizal, Talk Sriwijaya Community yang telah terbentuk ini di dalamnya berisi para wartawan senior di Sumsel dan orang-orang yang aktif serta pemikir.
“Kami yakin Talk Sriwijaya Community akan berkembang dengan membahas isu-isu dalam setiap diskusinya,” katanya.
Menurutnya, hasil dari diskusi yang nantinya akan dilaksanakan akan dibuat resume dan dijadikan berita terkait solusi dan kritik tentang isu-isu yang berkembang di Provinsi Sumsel.
“Setiap diskusi akan dibahas tema dan isu yang berkembang, untuk hasil diskusi akan dikirim ke pemerintah sebagai masukan dari rekan-rekan jurnalis,” ungkap Agus Harizal.
Indra Gultom dalam pertemuan tersebut mengutarakan, banyak isu yang akan dibahas dalam setiap diskusi, misalnya seperti tentang Pasar Cinde, Pasar 16 hingga terancam punahnya bahasa daerah. Bahkan isu-isu publik yang tidak menjadi trend akan dimunculkan di dalam diskusi.
“Pada diskusi akan dihadirkan narasumber dari pihak terkait dari pemerintah daerah (Pemda), pengamat, asosiasi hingga aktivis. Disetiap diskusi tentunya tema yang akan diangkat berbeda-beda mulai dari sosial, ekonomi hingga budaya,” ungkapnya.
Sedangkan M Nasir mengatakan, untuk diskusi Pasar Cinde juga dapat dijadikan tema dengan menghadirkan narasumber dari Pemda dan akademisi.
“Selain itu juga akan dihadirkan budayaan, arkeolog, aktivis hingga perwakilan dari perdagangan. Setiap diskusi yang digelar tentunya akan memberikan solusi maupun kritik sebagai masukan buat pemerintah daerah,” katanya.
Kemudian Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya sangat menyambut wadah diskusi tersebut. Dimana untuk tempat lokasi diskusi nantinya akan dilaksanakan
di Pojok Tembesu Coffee Shop yang berkonsep taman outdoor di Jalan Kolonel Burlian Kilometer 6,5 Punti Kayu Palembang.
“Untuk pertemuan diskusi bisa dilaksanakan dua minggu sekali dengan menghadirkan para narasumber yang diantaranya juga akan ada dari pihak
asosiasi maupun perusahaan,” ujarnya.
Dilanjutkan Iwan Setiawan, untuk setiap diskusi yang digelar akan diusung tema berbeda.
“Temanya berbeda-beda setiap diskusi misal seperti membahas ekonomi, sosial, soal lingkungan hingga tentang harga Sembako yang saat ini sedang naik,” ungkapnya.
Syarif Abdullah mengatakan, untuk tema diskusi tentunya akan disiapkan terlebih dahulu sejak jauh hari sebelum dimulainya diskusi.
“Jadi jangan sampai tema diskusi ditetapkan mendekati hari pelaksanaan. Kemudian untuk narasumber yang tidak bisa hadir karena sibuk bisa mengikuti diskusi melalui video call ataupun Zoom Meeting,” uarinya.
Dalam pertemuan tersebut, Eko Prasetyo juga mengatakan, untuk diskusi yang akan digelar baiknya mengusung tema tentang Sembako yang kini harganya sedang naik.
“Naiknya harga Sembako ini sangat menarik untuk didiskusikan, karena Sumsel ini kan termasuk lumbung pangan tapi mengapa harga Sembako bisa naik,” ungkap Eko.
Maspril Aries menyambut baik terbentuknya wadah diskusi tersebut. Dengan telah terbentuk wadah ini maka ke depan diskusi akan berjalan.
“Banyak tema penting yang dapat didiskusikan, seperti tentang Pilgub yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan di Sumsel. Dimana dalam diskusi nanti kita akan mengajak pemilih cerdas serta akan mendorong para calon-calon Gubernur Sumsel agar bermunculan,” pungkasnya.