Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr Rista Harwita Putri, SpA mengingatkan orang tua untuk mewaspadai gejala penyakit pada anak yang sering terjadi selama musim liburan, mulai dari demam, batuk, pilek, diare, hingga muntah.
"Gejala penyakit yang perlu diwaspadai seperti demam, batuk, pilek, diare, merupakan gejala yang sering terjadi selama liburan," kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam media briefing yang digelar daring oleh Klinik Bamed diikuti di Jakarta, Kamis.
Rista mengatakan, jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, maka orang tua perlu memberikan pertolongan pertama.
Bila anak demam misalnya, segera ukur suhu badan anak dan berikat obat penurun panas sesuai dengan usia dan berat badan anak. Kemudian kompres hangat badan anak serta pastikan anak memakai pakaian tipis dan nyaman.
"Pastikan juga anak mau minum air putih yang banyak," imbuh Rista.
Bila anak batuk dan pilek, menurut Rista, berikan obat yang sesuai dengan gejalanya. Pastikan tidak ada kondisi gawat seperti sesak nafas, bibir pucat, dan tarikan di dinding dada.
"Anak yang sedang batuk pilek tidak boleh beraktivitas di tempat yang ramai dan butuh istirahat yang cukup," ujar Rista.
Sedangkan bila anak diare atau muntah, ia mengatakan orang tua perlu memastikan kebutuhan cairan anak tetap tercukupi. Adapun tanda anak mulai kekurangan cairan di antaranya mata yang cekung serta buang air kecil yang lebih pekat dan sedikit.
Selain gejala-gejala tersebut, Rista mengatakan orang tua juga perlu mengetahui beberapa tanda bahaya seperti demam tinggi terus menerus meskipun sudah diberikan terapi awal, kejang, susah dibangunkan, gelisah, sulit bernapas, muntah atau diare terus menerus, buang air kecil berkurang.
Jika anak masih bayi, tanda bahaya lainnya menurut dia adalah ubun-ubun yang cekung atau menonjol.
"Bila didapatkan gejala seperti ini selama anak liburan, segera periksa ke dokter," kata Rista.
"Gejala penyakit yang perlu diwaspadai seperti demam, batuk, pilek, diare, merupakan gejala yang sering terjadi selama liburan," kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam media briefing yang digelar daring oleh Klinik Bamed diikuti di Jakarta, Kamis.
Rista mengatakan, jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, maka orang tua perlu memberikan pertolongan pertama.
Bila anak demam misalnya, segera ukur suhu badan anak dan berikat obat penurun panas sesuai dengan usia dan berat badan anak. Kemudian kompres hangat badan anak serta pastikan anak memakai pakaian tipis dan nyaman.
"Pastikan juga anak mau minum air putih yang banyak," imbuh Rista.
Bila anak batuk dan pilek, menurut Rista, berikan obat yang sesuai dengan gejalanya. Pastikan tidak ada kondisi gawat seperti sesak nafas, bibir pucat, dan tarikan di dinding dada.
"Anak yang sedang batuk pilek tidak boleh beraktivitas di tempat yang ramai dan butuh istirahat yang cukup," ujar Rista.
Sedangkan bila anak diare atau muntah, ia mengatakan orang tua perlu memastikan kebutuhan cairan anak tetap tercukupi. Adapun tanda anak mulai kekurangan cairan di antaranya mata yang cekung serta buang air kecil yang lebih pekat dan sedikit.
Selain gejala-gejala tersebut, Rista mengatakan orang tua juga perlu mengetahui beberapa tanda bahaya seperti demam tinggi terus menerus meskipun sudah diberikan terapi awal, kejang, susah dibangunkan, gelisah, sulit bernapas, muntah atau diare terus menerus, buang air kecil berkurang.
Jika anak masih bayi, tanda bahaya lainnya menurut dia adalah ubun-ubun yang cekung atau menonjol.
"Bila didapatkan gejala seperti ini selama anak liburan, segera periksa ke dokter," kata Rista.