Jakarta (ANTARA) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menggarap bisnis data center dan komputasi awan (cloud) untuk transformasi digital Indonesia.
"“Apa pun industrinya, teknologi cloud akan bertindak sebagai pendukung penting dengan menyediakan sarana bagi bisnis untuk berinovasi dengan teknologi baru. Cloud membuat bisnis fleksibel dan aman. Infrastruktur ini juga mendukung otomatisasi industri dan menghubungkan data dari mesin, manusia, dan benda melalui big data, simulasi, serta manufaktur aditif,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ririek mengatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi semakin cepat terjadi. Beberapa contohnya, saat ini makin banyak masyarakat yang terbiasa bekerja dari jarak jauh, belajar daring, dan mengakses berbagai jenis hiburan digital serta berbelanja menggunakan lokapasar, dan diyakini sebagian besar kebiasaan ini tetap akan berlangsung pasca pandemi.
“Digitalisasi Indonesia dapat mendorong peningkatan produktivitas nasional hingga 120 miliar dolar AS pada 2025. Ada banyak manfaat yang dibawa digitalisasi untuk berbagai sektor, seperti membuka lebih banyak peluang kerja, menciptakan efisiensi dan layanan yang lebih baik, serta meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat layanan terbaik,” ujarnya.
Untuk memperbesar dampak positif digitalisasi bagi masyarakat, Telkom turut membantu akselerasi pembangunan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan di lingkup nasional dan daerah.
Salah satunya, Telkom terlibat dalam pembangunan data center dan komputasi awan yang masuk dalam 10 agenda prioritas nasional untuk mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.
Kebutuhan data center di dunia terutama kawasan Asia Tenggara, diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan diperkirakan, dibandingkan tahun 2020, pasar data center akan tumbuh 2 hingga 3 kali lipat pada tahun 2025.
Peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan keberadaan infrastruktur yang memadai. Karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola.
Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri. Telkom juga sedang membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, di mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II Tahun 2022.
Telkom berharap langkah ini dapat mendukung cita-cita Indonesia yang berdaulat dalam dunia digital bisa segera tercipta, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
"“Apa pun industrinya, teknologi cloud akan bertindak sebagai pendukung penting dengan menyediakan sarana bagi bisnis untuk berinovasi dengan teknologi baru. Cloud membuat bisnis fleksibel dan aman. Infrastruktur ini juga mendukung otomatisasi industri dan menghubungkan data dari mesin, manusia, dan benda melalui big data, simulasi, serta manufaktur aditif,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ririek mengatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi semakin cepat terjadi. Beberapa contohnya, saat ini makin banyak masyarakat yang terbiasa bekerja dari jarak jauh, belajar daring, dan mengakses berbagai jenis hiburan digital serta berbelanja menggunakan lokapasar, dan diyakini sebagian besar kebiasaan ini tetap akan berlangsung pasca pandemi.
“Digitalisasi Indonesia dapat mendorong peningkatan produktivitas nasional hingga 120 miliar dolar AS pada 2025. Ada banyak manfaat yang dibawa digitalisasi untuk berbagai sektor, seperti membuka lebih banyak peluang kerja, menciptakan efisiensi dan layanan yang lebih baik, serta meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat layanan terbaik,” ujarnya.
Untuk memperbesar dampak positif digitalisasi bagi masyarakat, Telkom turut membantu akselerasi pembangunan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan di lingkup nasional dan daerah.
Salah satunya, Telkom terlibat dalam pembangunan data center dan komputasi awan yang masuk dalam 10 agenda prioritas nasional untuk mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.
Kebutuhan data center di dunia terutama kawasan Asia Tenggara, diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan diperkirakan, dibandingkan tahun 2020, pasar data center akan tumbuh 2 hingga 3 kali lipat pada tahun 2025.
Peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan keberadaan infrastruktur yang memadai. Karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola.
Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri. Telkom juga sedang membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, di mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II Tahun 2022.
Telkom berharap langkah ini dapat mendukung cita-cita Indonesia yang berdaulat dalam dunia digital bisa segera tercipta, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat.