Palembang (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menurunkan ratusan personel Satuan Brimob di sejumlah kabupaten yang dipetakan rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Personel Brimob diturunkan untuk membantu pencegahan serta penanganan karhutla seperti di Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin, kata Kapolda Sumsel, Irjen Pol.Eko Indra Heri S di Palembang, Selasa.
Menurut dia, pada setiap musim kemarau, karhutla yang dapat menyebabkan bencana kabut asap selalu menjadi masalah di wilayah provinsi yang memiliki lahan perkebunan dan kawasan hutan yang luasnya mencapai 3,5 juta hektare.
Berdasarkan pengalaman dalam penanganan karhutla beberapa tahun terakhir, mampu diatasi dengan menurunkan seluruh kekuatan di satuan wilayah termasuk Brimob serta dukungan TNI dan instansi terkait.
Menghadapi karhutla pada musim kemarau tahun ini, pihaknya berupaya lebih maksimal membantu pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah rawan karhutla agar bisa dicegah terjadinya kebakaran besar yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.
"Kebakaran hutan dan lahan perlu dicegah dan ditangani dengan baik, jika sampai terjadi asapnya dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Menghadapi ancaman karhutla di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, personel Polda Sumsel dan jajaran yang diturunkan di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan untuk menjaga kesehatan dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Personel di lapangan dituntut untuk mengedukasi masyarakat mengenai penanganan karhutla sekaligus cara memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Melalui upaya tersebut diharapkan masalah karhutla dapat diatasi dengan baik dan pandemi COVID-19 bisa segera diakhiri, kata Kapolda.
Personel Brimob diturunkan untuk membantu pencegahan serta penanganan karhutla seperti di Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin, kata Kapolda Sumsel, Irjen Pol.Eko Indra Heri S di Palembang, Selasa.
Menurut dia, pada setiap musim kemarau, karhutla yang dapat menyebabkan bencana kabut asap selalu menjadi masalah di wilayah provinsi yang memiliki lahan perkebunan dan kawasan hutan yang luasnya mencapai 3,5 juta hektare.
Berdasarkan pengalaman dalam penanganan karhutla beberapa tahun terakhir, mampu diatasi dengan menurunkan seluruh kekuatan di satuan wilayah termasuk Brimob serta dukungan TNI dan instansi terkait.
Menghadapi karhutla pada musim kemarau tahun ini, pihaknya berupaya lebih maksimal membantu pemerintah daerah dan masyarakat yang berada di daerah rawan karhutla agar bisa dicegah terjadinya kebakaran besar yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.
"Kebakaran hutan dan lahan perlu dicegah dan ditangani dengan baik, jika sampai terjadi asapnya dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Menghadapi ancaman karhutla di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, personel Polda Sumsel dan jajaran yang diturunkan di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan untuk menjaga kesehatan dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Personel di lapangan dituntut untuk mengedukasi masyarakat mengenai penanganan karhutla sekaligus cara memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Melalui upaya tersebut diharapkan masalah karhutla dapat diatasi dengan baik dan pandemi COVID-19 bisa segera diakhiri, kata Kapolda.