Palembang (ANTARA) - PT Bumi Persada Permai yang memiliki areal perkebunan Hutan Tanam Industri di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mendorong petani setempat meningkatkan pendapatannya melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Social & Community Development Head PT BPP Elly Telasari, Senin, mengatakan petani yang tergabung dalam kelompok tani didampingi perusahaan dalam mengembangkan pertanian agroforestri dengan cara Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
Salah satunya kelompok tani yang dibina yakni Kelompok Tani Agung Mulia asal Desa Pagar Desa, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, yang didukung perusahaan dalam membudidayakan tanaman hortikultura seperti cabai merah, timun, terong, pare, kacang panjang dan gambas.
Pendampingan ini dilakukan perusahaan sejak tahun 2018 sehingga sejak saat itu petani tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar lagi.
"Melalui program DMPA ini, bukan hanya pendapatan warga sekitar perkebunan meningkat tapi juga menjadi solusi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang permanen," kata Elly.
Program DMPA bertujuan untuk mengajak dan membina masyarakat dalam mengelola lahan secara agroforestri.
Masyarakat diberikan edukasi bahwa pembukaan lahan ini tidak boleh dilakukan dengan cara bakar karena berpotensi menimbulkan karhutla.
Di Kabupaten Muba, saat ini program DMPA yang diinisiasi APP Sinar Mas bersama mitra pemasoknya telah berlangsung di 31 Desa dengan total penerima manfaat mencapai 500 KK.
Selain melibatkan masyarakat desa, PT BPP yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas ini juga memberikan pendampingan dan pembinaan mengenai tata cara pembibitan, pemupukan, penggunaan obat-obatan pertanian dan sarana prasarana lainnya, hingga mekanisme penjualan hasil produksi.
Ketua Kelompok Tani Agung Mulia, Desa Pagar Desa, Sardi, mengatakan berkat program DMPA PT BPP ini membuat petani setempat mampu meningkatkan pendapatannya.
“Jika dirata-ratakan pendapatan masing-masing anggota setelah bergabung dengan program DMPA ini bisa mendapatkan penghasilan antara 3 juta hingga 5 juta/bulan," kata Sardi.
Sebelum mengikuti program DMPA ini, sebagian dari anggota kelompok bekerja serabutan seperti pencari kayu bakar, berburu, mencari madu hutan.
“Bisa dikatakan hanya sebagian kecil dari kami yang bertani atau mengelola lahan dengan skala kecil. Tapi setelah mengikuti program DMPA menjadi lebih terarah dan penghasilan juga bertambah,” kata dia.
Social & Community Development Head PT BPP Elly Telasari, Senin, mengatakan petani yang tergabung dalam kelompok tani didampingi perusahaan dalam mengembangkan pertanian agroforestri dengan cara Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
Salah satunya kelompok tani yang dibina yakni Kelompok Tani Agung Mulia asal Desa Pagar Desa, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, yang didukung perusahaan dalam membudidayakan tanaman hortikultura seperti cabai merah, timun, terong, pare, kacang panjang dan gambas.
Pendampingan ini dilakukan perusahaan sejak tahun 2018 sehingga sejak saat itu petani tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar lagi.
"Melalui program DMPA ini, bukan hanya pendapatan warga sekitar perkebunan meningkat tapi juga menjadi solusi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang permanen," kata Elly.
Program DMPA bertujuan untuk mengajak dan membina masyarakat dalam mengelola lahan secara agroforestri.
Masyarakat diberikan edukasi bahwa pembukaan lahan ini tidak boleh dilakukan dengan cara bakar karena berpotensi menimbulkan karhutla.
Di Kabupaten Muba, saat ini program DMPA yang diinisiasi APP Sinar Mas bersama mitra pemasoknya telah berlangsung di 31 Desa dengan total penerima manfaat mencapai 500 KK.
Selain melibatkan masyarakat desa, PT BPP yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas ini juga memberikan pendampingan dan pembinaan mengenai tata cara pembibitan, pemupukan, penggunaan obat-obatan pertanian dan sarana prasarana lainnya, hingga mekanisme penjualan hasil produksi.
Ketua Kelompok Tani Agung Mulia, Desa Pagar Desa, Sardi, mengatakan berkat program DMPA PT BPP ini membuat petani setempat mampu meningkatkan pendapatannya.
“Jika dirata-ratakan pendapatan masing-masing anggota setelah bergabung dengan program DMPA ini bisa mendapatkan penghasilan antara 3 juta hingga 5 juta/bulan," kata Sardi.
Sebelum mengikuti program DMPA ini, sebagian dari anggota kelompok bekerja serabutan seperti pencari kayu bakar, berburu, mencari madu hutan.
“Bisa dikatakan hanya sebagian kecil dari kami yang bertani atau mengelola lahan dengan skala kecil. Tapi setelah mengikuti program DMPA menjadi lebih terarah dan penghasilan juga bertambah,” kata dia.