Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto posisi teratas, sementara elektabilitas Ridwan Kamil melejit dan menyalip Ganjar Pranowo.
"Prabowo masih menjadi capres teratas, tapi ancaman baru muncul dari Kang Emil yang tengah melaju elektabilitas-nya," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.
Sementara itu Anies Baswedan turun ke posisi Sandiaga Uno, dan naiknya Erick Thohir dan Tri Rismaharini.
Dia menyebutkan, pada survei yang dilakukan pada bulan Maret 2020, Prabowo jauh memimpin dengan raihan 23,7 persen, anjlok ke 17,3 persen pada Juli 2020 dan 16,5 persen pada Oktober 2020, lalu sekarang naik sedikit menjadi 17,1 persen.
Kang Emil dari hanya 4,9 persen (Maret 2020), melonjak ke 12,1 persen (Juli 2020) dan 11,8 persen (Oktober 2020), kini melaju menjadi 16,7 persen.
Sedangkan Ganjar dari 8,0 persen (Maret 2020), melesat ke 15,2 persen (Juli 2020) dan 16,1 persen (Oktober 2020), kini nisbi stabil di 16,3 persen.
Anies dari 14,7 persen (Maret 2020) turun ke 9,7 persen (Juli 2020) dan 8,6 persen (Oktober 2020), dan kini tinggal 7,4 persen.
Sandi yang juga turun dari 10,3 persen (Maret 2020) ke 8,5 persen (Juli 2020) dan 8,1 persen (Oktober 2020), kini menjadi 7,9 persen, sedikit mengungguli Anies.
Menurut Rudi, posisi Prabowo masih unggul selama setahun terakhir, meskipun Pilpres 2019 telah lama usai.
Tantangan bagi Prabowo ada pada dua tokoh berlatar belakang kepala daerah dari provinsi yang sangat padat penduduknya, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Ibarat-nya, jika dikombinasikan sosok Kang Emil dan Ganjar, bisa jadi Prabowo akan kesulitan merebut kemenangan seandainya berniat maju lagi berlaga dalam Pilpres 2024," ucap Rudi.
Di sisi lain, dua sosok yang nisbi dekat dengan Prabowo, yaitu Sandi mantan cawapres dan Anies yang sempat digadang-gadang pula, elektabilitas-nya terus merosot ke papan tengah.
"Figur baru muncul yaitu Risma dan Erick, dua-duanya kini menjabat menteri," tutur Rudi.
Elektabilitas Risma yang sebelumnya stagnan di kisaran 3 persen, kini bergerak naik menjadi 4,7 persen. Demikian pula dengan Erick, mengalami kenaikan sejak Juli 2020 dengan elektabilitas saat ini sebesar 3,6 persen.
Dengan kenaikan itu pula Risma dan Erick menggeser Khofifah Indar Parawansa (3,2 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,3 persen).
"Khofifah dan AHY juga dibayangi oleh capres yang diusung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha (2,0 persen)," ujar Rudi.
Pada papan bawah, ada nama-nama seperti Mahfud MD (1,6 persen), Puan Maharani (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,1 persen), Airlangga Hartarto (1,0 persen), dan Moeldoko (1,0 persen). Lainnya masih di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab (11,5 persen).
Survei Y-Publica dilakukan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error sekitar 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
"Prabowo masih menjadi capres teratas, tapi ancaman baru muncul dari Kang Emil yang tengah melaju elektabilitas-nya," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.
Sementara itu Anies Baswedan turun ke posisi Sandiaga Uno, dan naiknya Erick Thohir dan Tri Rismaharini.
Dia menyebutkan, pada survei yang dilakukan pada bulan Maret 2020, Prabowo jauh memimpin dengan raihan 23,7 persen, anjlok ke 17,3 persen pada Juli 2020 dan 16,5 persen pada Oktober 2020, lalu sekarang naik sedikit menjadi 17,1 persen.
Kang Emil dari hanya 4,9 persen (Maret 2020), melonjak ke 12,1 persen (Juli 2020) dan 11,8 persen (Oktober 2020), kini melaju menjadi 16,7 persen.
Sedangkan Ganjar dari 8,0 persen (Maret 2020), melesat ke 15,2 persen (Juli 2020) dan 16,1 persen (Oktober 2020), kini nisbi stabil di 16,3 persen.
Anies dari 14,7 persen (Maret 2020) turun ke 9,7 persen (Juli 2020) dan 8,6 persen (Oktober 2020), dan kini tinggal 7,4 persen.
Sandi yang juga turun dari 10,3 persen (Maret 2020) ke 8,5 persen (Juli 2020) dan 8,1 persen (Oktober 2020), kini menjadi 7,9 persen, sedikit mengungguli Anies.
Menurut Rudi, posisi Prabowo masih unggul selama setahun terakhir, meskipun Pilpres 2019 telah lama usai.
Tantangan bagi Prabowo ada pada dua tokoh berlatar belakang kepala daerah dari provinsi yang sangat padat penduduknya, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Ibarat-nya, jika dikombinasikan sosok Kang Emil dan Ganjar, bisa jadi Prabowo akan kesulitan merebut kemenangan seandainya berniat maju lagi berlaga dalam Pilpres 2024," ucap Rudi.
Di sisi lain, dua sosok yang nisbi dekat dengan Prabowo, yaitu Sandi mantan cawapres dan Anies yang sempat digadang-gadang pula, elektabilitas-nya terus merosot ke papan tengah.
"Figur baru muncul yaitu Risma dan Erick, dua-duanya kini menjabat menteri," tutur Rudi.
Elektabilitas Risma yang sebelumnya stagnan di kisaran 3 persen, kini bergerak naik menjadi 4,7 persen. Demikian pula dengan Erick, mengalami kenaikan sejak Juli 2020 dengan elektabilitas saat ini sebesar 3,6 persen.
Dengan kenaikan itu pula Risma dan Erick menggeser Khofifah Indar Parawansa (3,2 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,3 persen).
"Khofifah dan AHY juga dibayangi oleh capres yang diusung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha (2,0 persen)," ujar Rudi.
Pada papan bawah, ada nama-nama seperti Mahfud MD (1,6 persen), Puan Maharani (1,3 persen), Susi Pudjiastuti (1,1 persen), Airlangga Hartarto (1,0 persen), dan Moeldoko (1,0 persen). Lainnya masih di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab (11,5 persen).
Survei Y-Publica dilakukan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error sekitar 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.