Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memantau pendatang dan masyarakat yang hilir mudik dengan menggunakan aplikasi daring dalam pencegahan penyebaran atau penularan COVID-19.
"Kami telah membuat aplikasi guna memantau keberadaan masyarakat daerah itu terutama untuk pemeriksaan paparan corona," kata Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melalui Kadis Kominfo Achmad Rizwan saat diskusi virtual dilaksanakan Tim Penyusun Buku dari Universitas Indonesia di Palembang, Kamis.
Gubernur dalam diskusi itu juga mengatakan sebenarnya dari awal pertama kali COVID-19 masuk ke Indonesia, Pemprov Sumsel telah melakukan sosialisasi di media mengenai virus corona tersebut.
"Pembuatan aplikasi itu antara lain sebagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran COVID -19," ujar dia.
Selain itu juga Pemprov Sumsel mengambil langkah preventif dengan membuat himbauan, sosialisasi dan anjuran baik dalam bentuk desain grafis pada media luar ruang, cetak, elektronik dan media sosial.
Baca juga: Update 10 Juni: Warga positif terinfeksi COVID-19 di Sumsel melonjak 41 orang, total 1.229 kasus
Untuk memudahkan pemahaman masyarakat dan kearifan lokal, desain grafis dibuat dalam bahasa daerah, seperti jago jarak atau jaga jarak dan di rumah bae atau di rumah saja.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, Pemprov Sumsel telah mendirikan Rumah Sehat COVID-19 di Jakabaring yang diperuntukkan bagi ODP dan PDP.
Selain itu ada tower khusus bagi tenaga medis yang akan isolasi mandiri yang dilengkapi fasilitas hotel berbintang dan wifi gratis.
Bahkan, Pemprov juga menyiapkan Hotel Swarna Dwipa yang disediakan untuk tempat beristirahat para tenaga medis.
Selanjutnya melakukan kegiatan secara virtual dalam kegiatan Pemprov Sumsel, konferensi pers setiap hari mengenai pembaruan data status COVID-19.
Sementara mengenai rencana penyusunan buku pihaknya menyabut baik agar pengalaman Sumsel dalam menghadapi dan menanggulangi COVID-19 dapat dibuktikan dan diarsipkan.
"Kami telah membuat aplikasi guna memantau keberadaan masyarakat daerah itu terutama untuk pemeriksaan paparan corona," kata Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melalui Kadis Kominfo Achmad Rizwan saat diskusi virtual dilaksanakan Tim Penyusun Buku dari Universitas Indonesia di Palembang, Kamis.
Gubernur dalam diskusi itu juga mengatakan sebenarnya dari awal pertama kali COVID-19 masuk ke Indonesia, Pemprov Sumsel telah melakukan sosialisasi di media mengenai virus corona tersebut.
"Pembuatan aplikasi itu antara lain sebagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran COVID -19," ujar dia.
Selain itu juga Pemprov Sumsel mengambil langkah preventif dengan membuat himbauan, sosialisasi dan anjuran baik dalam bentuk desain grafis pada media luar ruang, cetak, elektronik dan media sosial.
Baca juga: Update 10 Juni: Warga positif terinfeksi COVID-19 di Sumsel melonjak 41 orang, total 1.229 kasus
Untuk memudahkan pemahaman masyarakat dan kearifan lokal, desain grafis dibuat dalam bahasa daerah, seperti jago jarak atau jaga jarak dan di rumah bae atau di rumah saja.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, Pemprov Sumsel telah mendirikan Rumah Sehat COVID-19 di Jakabaring yang diperuntukkan bagi ODP dan PDP.
Selain itu ada tower khusus bagi tenaga medis yang akan isolasi mandiri yang dilengkapi fasilitas hotel berbintang dan wifi gratis.
Bahkan, Pemprov juga menyiapkan Hotel Swarna Dwipa yang disediakan untuk tempat beristirahat para tenaga medis.
Selanjutnya melakukan kegiatan secara virtual dalam kegiatan Pemprov Sumsel, konferensi pers setiap hari mengenai pembaruan data status COVID-19.
Sementara mengenai rencana penyusunan buku pihaknya menyabut baik agar pengalaman Sumsel dalam menghadapi dan menanggulangi COVID-19 dapat dibuktikan dan diarsipkan.