Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 melonjak menjadi 41 orang dibanding sehari sebelumnya sehingga total 1.229 kasus, namun kasus aktif berjumlah 703 kasus atau cenderung stagnan dibandingkan 701 kasus sebelumnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan, Yusri, mengatakan penambahan kasus positif pada hari ini Rabu (10/6) masih didominasi dari Kota Palembang (29 kasus), Kabupaten Musi Rawas (enam kasus), Banyuasin dan Lahat (tiga kasus), serta Ogan Ilir, OKU, dan OKU Timur masing-masing dua kasus.

"Total kasus positif sampai saat ini 1.229 kasus, namun  48 kasus meninggal dan 478 kasus sembuh sudah ditutup, maka kasus aktif ada 703 orang," ujarnya.

Kasus sembuh pada hari ini bertambah 48 orang sehingga total menjadi 478 orang, atau terakumulasi mencapai 39 persen dari total kasus positif dan tercatat sebagai capaian tertinggi sementara.

Baca juga: Dua terpapar virus corona, 48 orang petugas Dinas Pemadam Kebakaran OKU jalani isolasi mandiri
Baca juga: Angka reproduksi efektif penularan COVID-19 di Kota Palembang masih 1,2

Namun, kasus konfirmasi positif yang meninggal di Sumsel juga bertambah lima orang, sehingga totalnya menjadi 48 orang atau terakumulasi empat persen atau nyaris melewati batas normal rata-rata kasus meninggal secara global,  yakni 2 - 4 persen.

Sementara Gugus Tugas Sumsel juga telah mengubah  informasi pada laman corona corona.sumselprov.go.id dengan hanya menampilkan kasus aktif terkini, tidak seperti sebelumnya menampilkan seluruh kasus positif baik sembuh serta meninggal.

Baca juga: Gubernur Herman Deru luncurkan program 'gerbek' masjid
Baca juga: Kasus positif terinfeksi COVID-19 di OKU bertambah dua orang

Masyarakat diharapkan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak di tempat keramaian atau ruang publik, sebab angka produktifitas efektif penularan COVID-19 pasca intervensi atau RT di Sumsel masih berada di atas 1, atau belum dapat dikatakan aman.

"Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19, langkah-langkah pencegahan jangan sampai lengah sedikitpun," kata Yusri.

Meski tingkat kontak antar orang tampak berkurang, namun frekuensinya dapat meningkat kembali jika masyarakat terlalu leluasa beraktifitas tanpa memperhatikan protokol COVID-19.

Akibatnya penularan akan berlangsung terus menerus dan berpotensi menggagalkan puncak kurva kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi pada pertengahan Juli 2020.

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024