Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan hingga saat ini secara terus-menerus melakukan mitigasi dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) guna meminimalisasi kejadian itu di daerah setempat.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Selasa, mengatakan antisipasi karhutla melalui pembasahan lahan di beberapa wilayah gambut dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) juga sudah dilakukan dua periode.
Ia menyebutkan periode pertama dilakukan pada 13-18 Juli 2025 dan periode kedua pada 29 Juli hingga 2 Agustus 2025.
Selain itu, pemantauan terhadap wilayah-wilayah rawan karhutla juga dilakukan secara harian oleh BPBD di berbagai daerah setempat.
Hingga Minggu (3/8), BPBD Sumsel mencatat 144 kejadian karhutla di wilayah tersebut dengan total luas lahan mencapai 43,08 hektare.
Dari total kejadian itu, Kabupaten Ogan Ilir tercatat paling banyak karhutla dengan 63 kali kejadian, dengan rincian Kecamatan Indralaya Utara 32 kejadian, Pemulutan (9), Pemulutan Barat (6), Payaraman (5), Tanjung Batu (3), Indralaya, sedangkan Rambang Kuang dan Muara Kuang masing-masing dua kali kejadian serta Rantau Alai dan Tanjung Raja, masing-masing satu kali kejadian.
Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Musi Banyuasin tercatat 23 kejadian, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim, masing-masing 16 kejadian, Banyuasin (12), Penukal Abab Lematang Ilir (5), Prabumulih dan Musi Rawas, masing-masing dua kali kejadian, Empat Lawang, Palembang, Lahat, Lubuklinggau, dan Muratara, masing-masing satu kali kejadian.
BPBD Sumsel antisipasi dan mitigasi karhutla
Personel tim satgas melakukan pemadaman karhutla di Desa Suka Jadi, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, belum lama ini. ANTARA/HO-BPBD Muara Enim
