Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani (NTP) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) 122,38 atau turun 2,10 persen pada periode Juni 2025 jika dibandingkan Mei 2025 mencapai 125,01.
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Rabu, mengatakan penurunan NTP di Sumsel pada Juni 2025 itu dikarenakan indeks yang diterima petani turun sebesar 2,06 persen, sedangkan indeks dibayarkan naik sebesar 0,04 persen.
Hal itu juga dipengaruhi oleh turunnya NTP pada subsektor hortikultura 3,87 persen, perkebunan 2,80 persen, perikanan 0,06 persen, perikanan tangkap 0,25 persen.
Sedangkan, NTP subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan 0,60 persen, peternakan 0,15 persen, dan perikanan budidaya 0,24 persen.
"Berapa komoditas utama penyumbang NTP juga mengalami penurunan, seperti kopi biji kering, karet, kelapa sawit, cabai merah, jagung, terung, kacang panjang, dan ketela pohon," katanya.
Kemudian, untuk indeks konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan dari 127,23 menjadi 127,26 atau naik 0,02 persen.
Kenaikan itu disebabkan naiknya indeks pada semua kelompok, mulai dari makanan, minuman, dan tembakau, pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
"Nilai tukar usaha petani (NTUP) Sumsel pada periode Juni 2025 sebesar 125,51 atau turun 2,15 persen jika dibandingkan dengan NTUP bulan sebelumnya," kata Wahyu.
Nilai tukar petani Sumsel turun 2,10 persen pada Juni 2025

Petani menggunakan alsintan di lahan sawah Desa Cahya Maju, Kecamata Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri