Dan ketika kabar tawaran menjadi WNI datang, itu membuat neneknya tersenyum untuk yang terakhir kalinya.
“Itu salah satu kenangan terakhir kami bersama. Kabar bahwa saya akan bermain untuk Indonesia membuat dia tersenyum terakhir kali,” kata kiper kelahiran Nijmegen itu.
“Pada akhirnya, itu adalah keputusan yang mudah. Dia meninggal awal tahun ini sehingga dia tidak bisa melihat debut saya,” lanjutnya.
Kini, Maarten telah memiliki dua caps bersama tim Garuda dengan penampilan mengesankan, dengan banyak melakukan penyelamatan gemilang, satu di antaranya adalah menepis tendangan penalti melawan Arab Saudi.
Dua laga itu, kata Maarten, dilalui dengan tanpa adanya hambatan berarti.
Ia hanya menyebut waktu terbang dari Amerika Serikat, negara tempat ia berkarier bersama FC Dallas, dan juga perbedaan waktu menjadi hambatan adaptasinya selama ini.
Namun, ia mengatakan dalam beberapa bulan ke depan semuanya akan berjalan mudah.
“Saya pikir tantangan terbesar bagi saya adalah waktu terbang dan beradaptasi dengan perbedaan waktu. Dalam dua hari, terkadang Anda harus langsung bermain. Itu tantangan besar. Tapi untungnya, saya sudah siap untuk itu," tutupnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Maarten Paes: Nenek saya selalu mengajari saya budaya Indonesia
Berita Terkait
Maarten Paes: Saya senang dengan penyelamatan terakhir lawan Saudi
Rabu, 20 November 2024 16:19 Wib
Manajer pastikan kondisi Maarten Paes semakin baik
Selasa, 8 Oktober 2024 8:50 Wib
indonesia masih di atas Australia di Klasemen Grup C
Selasa, 10 September 2024 22:40 Wib
Timnas tahan imbang Australia 0-0, kiper Maarten Paes pemain terbaik
Selasa, 10 September 2024 22:11 Wib
Pelatih Shin Tae-yong panggil 26 pemain untuk lawan Arab Saudi dan Australia
Kamis, 29 Agustus 2024 11:00 Wib
Exco PSSI sebut Thom Haye urus berkas naturalisasihari ini
Kamis, 28 Desember 2023 16:11 Wib