Sumsel usulkan optimalisasi lahan rawa menjadi program PSN
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mengusulkan optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi di wilayah itu dimasukkan dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel Bambang Pramono di Palembang Selasa mengatakan, usulan itu selaras dengan upaya meningkatkan produksi beras di Sumsel dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Sebelumnya sudah dilakukan rapat dengan Kementerian Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan semua pihak pemangku kepentingan untuk membahas dokumen apa saja yang diperlukan untuk mengajukan optimalisasi lahan rawa di Sumsel menjadi program PSN. Saat ini kami sedang melengkapi,” katanya.
Ia menjelaskan, potensi lahan rawa yang diajukan untuk masuk dalam PSN mencapai 620 ribu hektare. Namun hasil yang diverifikasi oleh Kementerian Pertanian sebesar 409.991 hektare.
Adapun kabupaten yang akan menjadi percontohan nantinya yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 125 ribu hektare, dan Ogan Ilir 35 ribu hektare.
“Dua kabupaten itu yang coba akan kami tindak lanjuti dan disampaikan kepada Kemenko Perekonomian,” katanya.
Ia mengatakan pula, Sumsel memiliki lahan rawa jenis lebak dan pasang surut mineral terluas di Indonesia. Luas lahan rawanya mencapai 1,24 juta hektare, dengan 855 ribu hektare di antaranya merupakan jenis pasang surut.
Selain itu, Sumsel sebelumnya diamanahkan untuk meningkatkan produksi beras sebanyak satu juta ton atau setara dengan produksi 2,1-2,2 gabah kering giling (GKG). Sedangkan, untuk produksi beras saat ini setara 1,76 juta ton atau sekitar 2,83 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
“Jadi produksi Sumsel saat ini 2,83 juta ton GKG harus ditambah 2,1 hingga 2,2 juta ton GKG atau menjadi lima juta ton GKG untuk menghasilkan tambahan satu juta ton beras,” kata Bambang.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel Bambang Pramono di Palembang Selasa mengatakan, usulan itu selaras dengan upaya meningkatkan produksi beras di Sumsel dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Sebelumnya sudah dilakukan rapat dengan Kementerian Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan semua pihak pemangku kepentingan untuk membahas dokumen apa saja yang diperlukan untuk mengajukan optimalisasi lahan rawa di Sumsel menjadi program PSN. Saat ini kami sedang melengkapi,” katanya.
Ia menjelaskan, potensi lahan rawa yang diajukan untuk masuk dalam PSN mencapai 620 ribu hektare. Namun hasil yang diverifikasi oleh Kementerian Pertanian sebesar 409.991 hektare.
Adapun kabupaten yang akan menjadi percontohan nantinya yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir seluas 125 ribu hektare, dan Ogan Ilir 35 ribu hektare.
“Dua kabupaten itu yang coba akan kami tindak lanjuti dan disampaikan kepada Kemenko Perekonomian,” katanya.
Ia mengatakan pula, Sumsel memiliki lahan rawa jenis lebak dan pasang surut mineral terluas di Indonesia. Luas lahan rawanya mencapai 1,24 juta hektare, dengan 855 ribu hektare di antaranya merupakan jenis pasang surut.
Selain itu, Sumsel sebelumnya diamanahkan untuk meningkatkan produksi beras sebanyak satu juta ton atau setara dengan produksi 2,1-2,2 gabah kering giling (GKG). Sedangkan, untuk produksi beras saat ini setara 1,76 juta ton atau sekitar 2,83 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
“Jadi produksi Sumsel saat ini 2,83 juta ton GKG harus ditambah 2,1 hingga 2,2 juta ton GKG atau menjadi lima juta ton GKG untuk menghasilkan tambahan satu juta ton beras,” kata Bambang.