Korut ancam AS, ganggu satelit mata-mata artinya deklarasi perang
Seoul (ANTARA) - Korea Utara murka kepada kepada Amerika Serikat setelah seorang pejabat antariksa Amerika Serikat mengatakan akan membuat satelit mata-mata Korea Utara yang diluncurkan pekan lalu menjadi tidak berfungsi. Korea Utara menyebut pernyataan AS itu sebagai "deklarasi perang".
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengeluarkan pernyataan itu setelah Sheryll Klinkel yang menjadi pakar komunikasi pada Komando Luar Angkasa AS berbicara dalam acara Radio Free Asia mengenai satelit mata-mata Korea Utara . Di situ, Klinkel menyatakan bahwa AS akan menempuh berbagai cara yang bisa digunakan untuk menangkal kemampuan luar angkasa dan kontra-antariksa musuh.
Klinkel juga menegaskan bahwa operasi gabungan angkatan ruang angkasa dapat mengurangi efektivitas dan sekaligus mematikan kekuatan musuh di semua wilayah.
"Pesan permusuhan dari Angkatan Luar Angkasa AS terhadap satelit pengintaian Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) tidak bisa diabaikan karena sudah merupakan tantangan terhadap kedaulatan DPRK, atau lebih tepatnya, sudah merupakan pernyataan perang kepada negara kami,” kata kementerian itu dalam bahasa Inggris yang disiarkan kantor berita Korea Utara (KCNA).
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengeluarkan pernyataan itu setelah Sheryll Klinkel yang menjadi pakar komunikasi pada Komando Luar Angkasa AS berbicara dalam acara Radio Free Asia mengenai satelit mata-mata Korea Utara . Di situ, Klinkel menyatakan bahwa AS akan menempuh berbagai cara yang bisa digunakan untuk menangkal kemampuan luar angkasa dan kontra-antariksa musuh.
Klinkel juga menegaskan bahwa operasi gabungan angkatan ruang angkasa dapat mengurangi efektivitas dan sekaligus mematikan kekuatan musuh di semua wilayah.
"Pesan permusuhan dari Angkatan Luar Angkasa AS terhadap satelit pengintaian Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) tidak bisa diabaikan karena sudah merupakan tantangan terhadap kedaulatan DPRK, atau lebih tepatnya, sudah merupakan pernyataan perang kepada negara kami,” kata kementerian itu dalam bahasa Inggris yang disiarkan kantor berita Korea Utara (KCNA).