Bagaimana dengan Indonesia?
Sebenarnya sejak tahun 2012 Menteri Pertahanan telah membentuk Tim Kerja Pertahanan Dunia Maya, yang diketuai oleh Dirjen Pothan Kemhan dan beranggotakan unit terkait pada satuan kerja Kementerian Pertahanan. Tim Kerja bertugas merumuskan peta jalan strategi nasional pertahanan negara terkait ancaman perang siber serta menyiapkan pembentukan organisasi pertahanan dunia maya berskala nasional (National Cyber Defense). TNI sendiri sebagai kekuatan inti pertahanan negara juga menyadari semakin besarnya tantangan dalam menjaga dan mengamankan kedaulatan bangsa dan negara. Kedaulatan secara holistik yang meliputi ruang lingkup tanah, air, udara, dan kedaulatan di jagat maya atau cyberspace.
Serangan dunia maya tidak lagi mengerahkan kekuatan alutsista dan pasukan secara fisik di negara lawan. Perang siber lebih mengandalkan kekuatan sistem jaringan internet dan intelektualitas dalam ruang digital. Melihat tantangan besar yang membahayakan ini Indonesia harus segera membangun kekuatan cyber army atau prajurit siver sebagai garda terdepan angkatan perang baru dalam perang maya ini. Mereka bertugas menjaga, menyelamatkan, dan menghancurkan serangan lawan yang merusak atau mengganggu database Indonesia. Selain itu mampu memfilter konten informasi berbahaya yang mengancam keamanan negara, memberikan data informasi yang akurat, dan melumpuhkan sistem pertahanan informasi dan komunikasi lawan sebelum menyerang Indonesia.
Berdasarkan laporan situs AwanPintar.id, Indonesia menduduki peringkat ke-11 dunia sebagai kontributor serangan siber terbanyak. Serangan ini diukur melalui alamat protokol internet (IP adress) yang digunakan untuk menyerang. Ini berarti alamat IP Indonesia digunakan secara aktif untuk melakukan serangan ke sesama server di Indonesia. Wilayah di Indonesia yang disinyalir menjadi kontributor serangan terbanyak adalah yang memiliki infrastruktur dan ekosistem digital terbaik nasional dalam Indeks Masyarakat Digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
DKI Jakarta tercatat sebagai wilayah dengan sumber serangan siber terbanyak, dengan 11,2 juta serangan selama paruh pertama 2023. Serangan terbanyak dilakukan secara domestik, meski sebagian dari serangan tersebut pemicunya bisa saja berasal dari negara luar. Jenis serangan siber terbanyak yang terjadi di Indonesia adalah miss activity, detection of a network scan, serta generic protocol command decode.
Fakta lain menunjukkan bahwa berbagai kasus pencurian identitas data pribadi, pembajakan akun, kasus penyebaran virus yang disisipkan dalam web site malwere, yang berimplikasi pada peretasan, kejahatan, fitnah, penistaan maupun pencemaran nama baik sering terjadi.
Perang abad 21
Bahwa perang abad 21 tak lagi mengandalkan persenjataan dan jumlah pasukan namun telah berubah menjadi peperangan dengan medan jaringan komputer dan platform data berbasis internet. Maka orientasi pembangunan dan pengembangan kekuatan pertahanan nasional kita dalam menjaga kedaulatan negara, sudah harus mengandalkan pasukan perang khusus atau “tentara dunia maya” (cyber army).
Sebagai negara berdaulat sudah selayaknya jika Indonesia memberi perhatian lebih terhadap keberadaan badan keamanan yang mengandalkan kekuatan jaringan teknologi dan infrastruktur internet. Perlu terus dikembangkan sarana prasarana untuk memenangkan dan melawan kejahatan siber. Termasuk dibangunnya infrastruktur lintas jaringan internet di semua rantai organisasi TNI diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Indonesia. Sistem jaringan siber dapat pula dilakukan dengan bekerja sama melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber Nasional (BSN).
Hal ini menjadi kebutuhan mendesak bagi Kementerian Pertahanan/TNI, mengingat ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini selain ancaman fisik juga dalam bentuk serangan ide dan gagasan dalam public opinion building pembangunan opini publik dengan media internet atau cyber. Implementasi unit operasi pertahanan siber dapat berangkat dari konsep National Cyber Defense artinya bahwa Indonesia memIliki “tentara dunia siber” yang profesional dalam operasi militer cyber warfare sehingga kehadiran Satuan Siber TNI menjadi kekuatan angkatan perang baru yang disegani negara lain karena profesionalitasnya. Selamat HUT Ke-78 TNI: Jayalah TNI, Majulah Indonesiaku.
*) Dr. Eko Wahyuanto adalah Dosen Sekolah Tinggi Multi Media 'MMTC' Yogyakarta.
Menimbang Angkatan Perang Siber TNI
Indonesia menduduki peringkat ke-11 dunia sebagai kontributor serangan siber terbanyak