Jakarta (ANTARA) - Katadata Insight Center dan Evermos, platform social commerce terbesar di Indonesia, melaporkan saluran offline masih memiliki persepsi lebih positif di kalangan konsumen dibandingkan online, meskipun pada dekade terakhir ini e-commerce memberikan dampak besar pada perekonomian.
“Sektor e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat selama satu dekade lalu, apalagi di tengah pandemi Covid-19, namun laporan ini menunjukkan bahwa e-commerce masih belum melampaui signifikansi ritel tradisional, terlihat dari hanya satu dari tiga masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan e-commerce,” kata Co-Founder dan CEO Evermos Ghufron Mustaqim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Laporan yang berjudul Beyond the Digital Frontier: Bagaimana Saluran Offline Memacu Kemajuan Merek Lokal dilakukan untuk mengidentifikasi strategi merek-merek lokal yang berhasil berkembang menjadi merek nasional, dengan harapan temuan yang diperoleh dapat membantu merek-merek yang sedang naik daun mencapai kesuksesan di tengah pasar dengan persaingan yang semakin jenuh.
Meskipun dibantu pertumbuhan e-commerce yang pesat, UMKM masih menghadapi banyak tantangan dalam perkembangan bisnisnya. UMKM mencakup 99 persen bisnis di Indonesia dan menyumbang 61,9 persen terhadap total PDB Indonesia pada tahun 2022, namun banyak bisnis yang kesulitan bersaing dengan pemain besar karena faktor-faktor seperti terbatasnya inovasi, terbatasnya akses pasar, dan kesulitan dalam meningkatkan skala usaha.
Walaupun UMKM telah menerapkan upaya transformasi digital dan saluran distribusi online, kesulitan yang mereka hadapi saat berekspansi ke kota-kota kecil di Indonesia yang merupakan rumah bagi sekitar 87 persen penduduk Indonesia masih belum terselesaikan.