Urban farming microgreens bantu cegah stunting

id Microgreens,mikrohijauan,urban farming,stunting,Pangan

Urban farming microgreens bantu cegah stunting

Microgreens untuk urban farming yang dapat membantu mencegah stunting. (ANTARA/HO-Nuni Gofar)

Jakarta (ANTARA) - Disadari atau tidak ternyata pertanian rumah tangga dapat membantu dalam upaya mengatasi stunting atau gizi buruk pada anak.

Melalui pertanian rumah tangga yang sering disebut urban farming dapat dikembangkan komoditas dan segmen usaha yang menghasilkan produk bergizi tinggi. Misalnya saja tanaman sumber pasokan hara mikro esensial yang kaya seng (Zn) dan besi (Fe), yang selama ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus gizi buruk.

Komoditas semacam itu ada pada produk microgreens atau mikrohijauan yang belakangan menjadi sangat populer di kalangan masyarakat kelas atas.

Mulanya microgreens diperkenalkan oleh para koki hotel sebagai ornamen hiasan pada kuliner yang dihidangkan.

Hadirnya mikrohijauan membuat hidangan lebih cantik dan lebih segar dipandang sekaligus lezat di lidah penikmatnya.

Bagi para koki saat ini microgreens adalah ornamen yang dapat dimakan alias edible ornament, sementara dulunya bagi petani adalah bibit tanaman dengan ukuran batang hingga kotiledon berkisar 5-10 cm.

Mikrohijauan merupakan sayuran daun yang dipanen lebih muda pada umur 7—14 hari setelah tanam dari biji. Biasanya sayuran daun dipanen dewasa pada umur 30—40 hari.

Namun, mikrohijauan lebih tua jika dibandingkan dengan kecambah atau tauge yang dipanen 2—3 hari setelah tanam. Microgreens dapat dikembangkan untuk kebutuhan sendiri maupun untuk bisnis karena masa panen yang cepat.

Mikrohijauan yang paling umum seperti selada, bayam, atau brokoli. Mikrohijauan biasanya memiliki daun yang kecil, tetapi kandungan nutrisinya sangat kaya.