Jakarta (ANTARA) - Data merupakan aset berharga bagi perusahaan maupun organisasi, dan kini berada dalam risiko yang semakin besar akibat potensi kebocoran data yang mengintai di setiap sudut dunia maya.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan signifikan dalam serangan siber yang bertujuan mencuri data sensitif dan berharga, termasuk data pelanggan. Keberadaan data tersebut dapat digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk berbagai tujuan, seperti penipuan, pemerasan, atau bahkan dijual di pasar gelap," kata pakar keamanan siber dan Chief Information Security Officer (CISO) dari snc.id Bruce Hanadi dalam keterangannya, Selasa.
Bruce kemudian berbagi pandangan dan kiat bagaimana perusahaan dapat menghadapi dan mengatasi kebocoran data.
Menurut Bruce ada beberapa faktor penyebab kebocoran data, termasuk serangan siber, insiden internal, ketidakhati-hatian, serta kerentanan pada aplikasi dan perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan.
Untuk melindungi data pelanggan, Bruce menekankan perlunya perusahaan untuk mengambil langkah-langkah proaktif.
Berita Terkait
Kemkomdigi mengintensifkan patroli siber mengatasi judi online
Rabu, 20 November 2024 12:13 Wib
Langkah Prabowo-Gibran memperkuat pertahanan Indonesia
Minggu, 20 Oktober 2024 10:24 Wib
Polda Sumsel gelar berbagai ikhtiar cegah gangguan kesehatan mental Gen- Z
Rabu, 11 September 2024 19:20 Wib
BW ditangkap polisi akibat promosikan situs judi online melalui medsos
Senin, 2 September 2024 16:03 Wib
Dinkominfo Muba konsultasi ke Badan Siber Sandi Negara
Rabu, 17 Juli 2024 22:57 Wib
Kenaikan kekerasan berbasis gender online 2024
Senin, 15 Juli 2024 16:57 Wib
Antisipasi terhadap serangan siber penting bagi organisasi sosial
Jumat, 5 Juli 2024 7:51 Wib
5 langkah tepat memitigasi serangan "ransomware"
Jumat, 28 Juni 2024 10:11 Wib