Mayoritas pernikahan dini akibat pergaulan bebas

id Pernikahan Dini,Pendidikan Seks,berita sumsel, berita palembang,Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,Felly Lastiawati

Mayoritas pernikahan dini akibat pergaulan bebas

Ilustrasi pernikahan dini. (Internet)

Program Hebat dilaksanakan dua kali dalam setahun, semester satu diajarkan tentang pendidikan pencegahan penyalahan narkoba. Lalu, semester dua tentang materi kesehatan reproduksi yang diberikan saat anak berada di jenjang kelas VIII.

"Sudah lama kita bekerja sama dengan Kedokteran Unpad menjalankan program Hebat sejak 2010. Isinya materi pencegahan dalam penyalahgunaan narkoba dan kesehatan reproduksi yang di dalamnya ada "sex education"," ucapnya.

Pathah menambahkan, peran orang tua juga sangat penting dalam pendidikan seks, oleh karena itu, dinas pendidikan juga memasukkan parenting (pendidikan yang dilakukan orang tua) ke dalam program sekolah.

"Kita bahas sesuai dengan kebutuhan, apakah tentang sex education, bullying, atau hal-hal yang lebih prioritas. Dalam parenting itu disampaikan ke orang tua siswa," paparnya.

Dengan demikian, hal yang dilakukan sekolah dan rumah bisa sejalan. Sebab menurutnya, pendidikan seks sangat berkaitan dengan pola pikir orang tua juga.

"Kita mengajak, dan mengimbau orang tua bisa memberikan suatu pengarahan. Ini memang menjadi tantangan kita bersama karena tidak mudah. Misal, pada penyebutan tubuh jenis kelamin laki-laki dan perempuan itu juga dilakukan secara ilmiah dan itu pun perlu proses," akunya.

Untuk melihat keberhasilan dari pendidikan edukasi, Pathah mengatakan, harus ada evaluasi baik secara proses maupun secara hasil. Hal yang paling mudah dilihat dari penambahan aspek kognitif anak.

"Hal yang perlu kita tingkatkan itu dari perilaku, ini belum ada bukti empiriknya. Jadi kita baru menerima hasil evaluasinya itu dari pengetahuan mereka (kognitif)," katanya.

Selain minim edukasi seks, dia menyebut penggunaan media sosial yang tak terkontrol juga menjadi salah satu faktor meningkatnya pernikahan dini usia anak. Sebab, keterbukaan dari media sosial pengaruhnya sangat luar biasa.

"Media sosial menjadi gerbang utama anak-anak untuk mendapatkan informasi yang selebar-lebarnya karena tidak ada filterisasi. Pengawasan dari orang dewasa di sekolah maupun rumah itu turut memberikan andil kepada mereka. Ini menjadi tantangan atau tugas kita bersama," ucapnya.