Mayoritas pernikahan dini akibat pergaulan bebas

id Pernikahan Dini,Pendidikan Seks,berita sumsel, berita palembang,Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,Felly Lastiawati

Mayoritas pernikahan dini akibat pergaulan bebas

Ilustrasi pernikahan dini. (Internet)

Faktor penyebabnya, kata dia, karena fungsi keluarga yang tidak optimal memberikan pengasuhan kepada anak-anak tersebut, selain masalah pendidikan.

"Di Babakan Ciparay itu banyak anak yang setelah SMP langsung dinikahkan. Mereka tidak disekolahkan ke jenjang lebih tinggi karena para orang tua menganggap sekolah itu hanya formalitas. Untuk kasus seperti ini, peran sekolah melalui guru bimbingan konseling (BK) yang punya tugas besar mengedukasi anak-anak," ucapnya.

Oleh karena itu, DP3A, aparat kewilayahan, Kemenag, dan stakeholder lainnya berkolaborasi untuk terus menerus mengedukasi masyarakat terkait pernikahan anak.

"Kami juga dibantu oleh Puspaga yang diketuai Umi Oded untuk konseling dan mengedukasi tak hanya dari pelaku anak, tapi juga kepada keluarganya. Pendidikan seks ini penting, jangan dianggap tabu," tuturnya.

Pendidikan Seks
Hal senada diungkapkan Koordinator Pandawa Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Pathah Pajar Mubarok yang menyebut pendidikan seks sebenarnya harus diberikan sejak anak berusia dini atau tingkat PAUD.

"Untuk di SD dan PAUD, sex education itu memang masuk ke dalam muatan pembelajaran, jadi tidak secara vulgar. Sebagai contoh, di PAUD itu kita kenalkan tentang konsep keamanan diri melalui nyanyian: 'Sentuhan boleh, sentuhan tidak boleh' itu merupakan sex education. Apa yang boleh dipegang dan yang tidak boleh dipegang," ucap Pathah.

Sedangkan di tingkat SD lebih ditekankan perannya oleh wali kelas. Di tingkat SMP, Disdik Kota Bandung bekerja sama dengan Kedokteran Unpad menjalankan program "Hebat" (hidup sehat bersama sahabat), dengan salah satu SMP yang intens melaksanakan program tersebut yaitu SMPN 51.