Kemenag OKU Sumsel data ulang CJH

id Pendataan jemaah, jemaah calon haji, manasik haji, protokol kesehatan, Kemenag OKU

Kemenag OKU Sumsel data ulang CJH

Petugas Kemenag OKU melakukan proses pendataan ulang calon jamaah haji menjelang keberangkatan musim haji tahun 2023, Sabtu. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mendata ulang bagi seluruh calon jamaah haji (CJH) yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah pada musim haji tahun ini.

Kasi Haji dan Umroh Kemenag OKU, Abdul Muis di Baturaja, Sabtu, mengatakan bahwa pendataan dilakukan dengan memanggil seluruh CJH untuk didata ulang menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.

"Ada sebanyak 151 CJH yang siap berangkat haji yang didata ulang," katanya.

Pendataan tersebut mulai dari kelengkapan data dan pemberkasan jamaah guna memastikan tidak ada kendala dalam berkas menjelang keberangkatan nanti.

Termasuk dilakukan pemeriksaan terhadap paspor seluruh CJH yang mayoritas gagal berangkat tahun lalu untuk memastikan tidak habis masa berlakunya.

"Dalam pendataan ulang ini kami pun mengupdate nomor handphone yang aktif milik para CJH. Alhamdulillah, sejauh ini proses pendataan berjalan lancar dan tidak banyak yang harus diperbaharui," ujarnya.

Setelah proses pendataan ini, kata dia, pihaknya akan melanjutkan tahap manasik haji guna memberikan pelatihan dasar bagi seluruh jemaah tentang cara berhaji di Tanah Suci Mekah.

Manasik haji menjelang keberangkatan jamaah tersebut dijadwalkan digelar di dua tempat mulai pertengahan Februari 2023 yaitu di Taman Kota Baturaja di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Baturaja Timur dan Mushola Al-Abror di Kantor Kemenag OKU.

"Kegiatan manasik haji tahun ini dipastikan digelar normal atau secara masal tidak lagi daring, sama seperti sebelum pandemi melanda," kata dia.

Hal itu dilakukan mengingat penyebaran COVID-19 di daerah itu sudah dapat dikendalikan sehingga aktifitas masyarakat, termasuk kegiatan manasik haji kembali normal.

Hanya saja, kata dia, meskipun digelar secara masal, namun protokol kesehatan harus tetap diterapkan, salah satunya mewajibkan setiap jemaah memakai masker dan mencuci tangan menggunakan sabun.

"Karena COVID-19 belum benar-benar usai sehingga prokes harus tetap dikedepankan," tegasnya.*