TPID Sumsel kendalikan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru 2023

id Bi,bank indonesia,tpid,sumsel,inflasi,natal,natal dan tahun baru

TPID Sumsel kendalikan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru 2023

Rapat Koodinasi TPID se-Sumsel di Palembang, Senin (12/12/22). (ANTARA/HO)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia sebagai ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Selatan mengimbau kabupaten dan kota setempat untuk fokus mengendalikan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel Nurcahyo Heru Prasetyo dalam acara Rapat Koordinasi TPID se-Sumsel di Palembang, Senin, mengatakan realisasi inflasi Sumsel tahun kalender sebesar 5,43 persen (ytd) pada November 2022. Sedangkan secara tahunan, inflasi Sumsel tercatat sebesar 5,87 persen (yoy).

Secara  historis, inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada periode Natal dan Tahun Baru cenderung meningkat. 

Adapun komoditas penyumbang inflasi yang sering muncul pada periode tersebut antara lain dari komoditas hortikultura (cabai, bawang), beras, daging dan telur ayam ras, serta angkutan udara.

 “Untuk itu, kami mengajak TPID di kabupaten/kota Sumsel untuk mengantisipasi risiko inflasi ini dengan memastikan ketersediaan stok dan pasokan di wilayah kerja masing-masing,” kata Nurcahyo.

Beberapa hal yang perlu terus dilakukan antara lain Optimalisasi Gerakan Tanam sebagai tindak lanjut Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta optimalisasi produktivitas pangan seperti penguatan pola tanam bagi daerah sentra secara terintegrasi dan replikasi digital farming.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja menambahkan tantangan perekonomian dan risiko inflasi saat ini diperlukan sinergi bersama baik oleh TPID provinsi maupun tingkat kabupaten/kota untuk membawa inflasi tahun 2022 turun ke kisaran nasional yakni sekitar 5 persen.

Alternatif kerja sama antardaerah sebagaimana yang telah diinisiasi Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Kabupaten Bangli, operasi pasar secara terstruktur dan tindak lanjut bantuan sosial dan subsidi  transportasi dengan anggaran pemerintah daerah menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk stabilisasi harga volatile food. 

Ia mengimbau masyarakat dapat berbelanja bijak, tidak berlebihan dan sesuai dengan kebutuhan mengingat pemerintah daerah berupaya untuk memastikan ketersediaan stok dan pasokan menjelang Natal dan Tahun Baru.

Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Sekda Provinsi Sumsel Darma Budhi mengimbau pemerintahan di kabupaten/kota untuk mewaspadai dan mengendalikan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif. 

Hal ini sebagai upaya untuk menekan laju inflasi agar tidak terlalu jauh dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni sebesar 3,0±1 persen. 

“Tingkat inflasi ini harus kita jaga agar tetap stabil, mengingat tingkat inflasi yang naik terus menerus dapat berpengaruh terhadap kenaikan tingkat kemiskinan dan tingginya pengangguran,” kata dia.

Untuk itu kami mengimbau pemerintah daerah dari 17 kota dan kabupaten di Sumsel berupaya mengendalikan inflasi dengan mengintensifkan operasi pasar/pasar murah terhadap komoditas yang memberikan dampak inflasi antara lain beras, minyak goreng, ayam ras, meningkatkan kerja sama antar kabupaten/kota se-Sumsel dan antar provinsi.

Kemudian mempercepat realisasi pendapatan dan realisasi belanja termasuk anggaran bantuan tidak terduga, bansos, Dana Insentif Daerah (DID) dan anggaran lain yang menjadi bantalan pengendalian inflasi.