Polres Trenggalek pastikan video longsor di Panggul hoak

id Longsor besar, bencana tanah longsor, longsor pamggul

Polres Trenggalek pastikan video longsor di Panggul hoak

Foto tangkapan layar video kerusakan rumah akibat longsor yang awalnya dinaraaikan terjadi di wilayah Panggil, Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA/HO - foto warga)

Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Tim Siber Polres Trenggalek, Jawa Timur, memastikan video longsor besar di wilayah pesisir selatan Panggul yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan viral dalam beberapa hari terakhir adalah berita bohong atau hoaks.

"Itu video hoaks. (Saat ini) di wilayah Panggul tidak ada sama sekali rumah-rumah rusak akibat longsor seperti disebutkan di video itu," kata Kepala Seksi Humas Polres Trenggalek Iptu Siswanto di Trenggalek, Selasa.

Pihaknya menyesalkan peredaran video tersebut. Selain menyesatkan, juga membuat warga resah.

Video yang sempat ramai dibahas di media sosial Trenggalek tu merupakan potongan video yang disadur dari peristiwa bencana di lain daerah.

Kendati dalam narasi suara disebutkan di Jalur Panggul terjadi longsor, namun sejatinya itu gambar di daerah berbeda dengan waktu kejadian telah lampau.

"Tidak ada peristiwa di Panggul dengan dampak kerusakan seperti itu,” tandasnya.

Sebelumnya, potongan video singkat yang memperlihatkan kondisi infrastruktur jalan hingga permukiman warga rusak parah akibat bencana alam tanah longsor beredar luas.

Dalam video itu menarasikan jika peristiwa bencana alam itu terjadi di Jalur Panggul Kabupaten Trenggalek.

Rupanya video yang beredar luas itu hoaks alias tidak benar.

Video yang beredar luas di sejumlah grup–grup percakapan itu telah dikonfirmasi dan diklarifikasi Tim Siber Polres Trenggalek.

Polisi memastikan jika video itu merupakan hasil editan dari sejumlah peristiwa bencana yang terjadi di lain daerah.

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial di era keterbukaan publik seperti saat ini, minimal dengan disaring sebelumnya