Bercak hitam di mata tanda awal ablasio retina
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata Dr Soefiandi Soedarman, SpM (K) mengatakan adanya bercak-bercak hitam di penglihatan secara mendadak dapat menjadi gejala awal masalah retina (ablasio retina) yang mengharuskan seseorang memeriksakan dirinya ke dokter.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) yang saat ini menjabat Direktur Medik JEC Eye Hospitals and Clinics itu dalam wawancara virtual pada Rabu mengatakan gejala itu muncul setelah terjadi robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.
Baca juga: Mengenal sindrom mata kering yang mengintai selama bekerja dari rumah
"Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi," kata dia.
Soefiandi menuturkan, ablasio retina berpotensi menyebabkan terganggu penglihatan atau kehilangan penglihatannya secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera. "Di kamar operasi retina...kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tutur dia.
Baca juga: Penyakit parkinson bisa didiagnosis melalui air mata
Gejala awal penyakit ini, selain munculnya bercak hitam, juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat atau blitz.
"Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem," tutur Soefiandi.
Baca juga: Kanker darah paling banyak menyerang anak-anak
Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya.
Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya. Soefiandi mengatakan, orang dengan minus tinggi memiliki panjang bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit ablasio retina.
Faktor lainnya yakni usia. Semakin bertambahnya usia, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.
"Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung, jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini," demikian kata Soefiandi.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) yang saat ini menjabat Direktur Medik JEC Eye Hospitals and Clinics itu dalam wawancara virtual pada Rabu mengatakan gejala itu muncul setelah terjadi robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.
Baca juga: Mengenal sindrom mata kering yang mengintai selama bekerja dari rumah
"Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi," kata dia.
Soefiandi menuturkan, ablasio retina berpotensi menyebabkan terganggu penglihatan atau kehilangan penglihatannya secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera. "Di kamar operasi retina...kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tutur dia.
Baca juga: Penyakit parkinson bisa didiagnosis melalui air mata
Gejala awal penyakit ini, selain munculnya bercak hitam, juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat atau blitz.
"Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem," tutur Soefiandi.
Baca juga: Kanker darah paling banyak menyerang anak-anak
Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya.
Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya. Soefiandi mengatakan, orang dengan minus tinggi memiliki panjang bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit ablasio retina.
Faktor lainnya yakni usia. Semakin bertambahnya usia, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.
"Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung, jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini," demikian kata Soefiandi.