Palembang didorong bekali pemilih pemula ilmu etika politik
Para pemilih pemula harus dibentengi dengan ilmu etika politik sejak dini sehingga mereka tidak terpengaruh segala sesuatu manuver politik dengan memfilter informasi yang diragukan kebenarannya menjelang pemilu serentak tahun 2024
Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan didorong membekali para pelajar di daerah ini tentang ilmu etika politik karena mereka akan menjadi kelompok pemilih pemula pada Pemilu 2024.
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Palembang Siti Annisyah di Palembang, Senin, mengatakan etika politik salah satu ilmu penting untuk dimengerti para pemilih pemula.
Secara substansi, katanya, etika politik mengajarkan praktik moral dalam tindakan atau proses politik, atau yang dapat dimaknai sebagai pertimbangan terhadap yang bernilai, berguna, bermanfaat, dan bermartabat bagi publik.
Dengan berbekal pengetahuan itu, kata dia, mereka mampu memfilter mana calon yang berkompeten menjadi pemimpin negara atau daerah ini selama lima tahun ke depan.
“Para pemilih pemula harus dibentengi dengan ilmu etika politik sejak dini sehingga mereka tidak terpengaruh segala sesuatu manuver politik dengan memfilter informasi yang diragukan kebenarannya menjelang pemilu serentak tahun 2024. Lalu bisa melihat secara jernih rekam jejak calon pemimpin itu, karena lima tahun ke depan siapa yang mereka pilih menentukan masa depan kita semua,” kata salah satu alumnus Lemhannas RI ini.
Baca juga: Ratusan siswa SMA dan SMK di Palembang diajarkan pendidikan politik
Menurutnya, melalui langkah itu, pemerintah dapat menumbuhkan kepedulian pelajar dalam konstelasi politik nasional dan turut memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan pembangunan sumber daya masyarakat di daerah.
Ia mengatakan Palembang, seperti kota-kota besar lainnya, sedang mengalami bonus demografi yang menjadi alasan pembekalan ilmu politik tersebut penting dilakukan.
“Jadi ini juga sekaligus menjawab tantangan saat ini kita mengalami bonus demografi, ya, para pelajar tersebut perlu dipersiapkan karena masih buta pemahamannya terkait politik, dan itu perlu dilakukan di era yang sarat kemajuan teknologi ini,” kata dia.
Ia mengatakan pembekalan tersebut juga bisa diberikan kepada seluruh masyarakat, tidak terbatas pemilih pemula.
Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesbangpol Kota Palembang Farid mengatakan pihaknya bersama Dinas Pendidikan setempat sudah mengagendakan program pembekalan pendidikan politik tersebut, sebab para pemilih pemula sudah seharusnya siap menyikapi kondisi perpolitikan.
“Di dalam kerangka acuan kerja kami bersama Dinas Pendidikan mulai Juni tahun ini sampai Juni 2023 mendatang akan turun ke sekolah mengajarkan literasi politik, yang diprioritaskan siswa kelas delapan, saat ini jumlahnya sedang diinventarisir,” kata dia.
Baca juga: Disdik Sumsel dorong pendidikan politik pelajar jelang Pemilu 2024
Dia menyebut materi pokok yang bakal diajarkan kepada para pelajar tersebut meliputi literasi empat konsensus atau pilar dasar bangsa Indonesia.
Keempat konsensus dasar bangsa tersebut, ialah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masing-masing materi itu diajarkan oleh pemateri berkompeten di bidangnya.
“Ya memang dengan bonus demografi yang ada kami perlu memaksimalkan peran pemerintah untuk dapat membimbing dan mendorong mereka memperoleh pemahaman terkait politik dan bernegara selaku kelompok pemilih pemula,” kata dia.
Menurutnya, poin utama yang hendak disampaikan empat materi itu menyelaraskan pandangan para pemilih baru terhadap politik, yang tujuannya mencapai kemaslahatan masyarakat dan memperkokoh kesatuan dalam bernegara.
Dengan pemahaman itu, kata dia, mereka tidak mudah terpengaruh informasi manuver politik bernada kurang mendidik yang mulai beredar menjelang pesta demokrasi.
“Sekaligus diharapkan menumbuhkan kepedulian pelajar dan berpartisipasi pada Pemilu 2024, karena dari situ mereka akan menyadari kalau pemilu itu sebetulnya lebih pada ajang kompetensi bukan kompetisi oleh peserta pemilu,” ucapnya.
Baca juga: KPU: Jumlah kursi di DPRD OKU bertambah pada Pemilu 2024
Baca juga: KPU Palembang hapus nama orang meninggal dari daftar pemilih pemilu
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Palembang Siti Annisyah di Palembang, Senin, mengatakan etika politik salah satu ilmu penting untuk dimengerti para pemilih pemula.
Secara substansi, katanya, etika politik mengajarkan praktik moral dalam tindakan atau proses politik, atau yang dapat dimaknai sebagai pertimbangan terhadap yang bernilai, berguna, bermanfaat, dan bermartabat bagi publik.
Dengan berbekal pengetahuan itu, kata dia, mereka mampu memfilter mana calon yang berkompeten menjadi pemimpin negara atau daerah ini selama lima tahun ke depan.
“Para pemilih pemula harus dibentengi dengan ilmu etika politik sejak dini sehingga mereka tidak terpengaruh segala sesuatu manuver politik dengan memfilter informasi yang diragukan kebenarannya menjelang pemilu serentak tahun 2024. Lalu bisa melihat secara jernih rekam jejak calon pemimpin itu, karena lima tahun ke depan siapa yang mereka pilih menentukan masa depan kita semua,” kata salah satu alumnus Lemhannas RI ini.
Baca juga: Ratusan siswa SMA dan SMK di Palembang diajarkan pendidikan politik
Menurutnya, melalui langkah itu, pemerintah dapat menumbuhkan kepedulian pelajar dalam konstelasi politik nasional dan turut memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan pembangunan sumber daya masyarakat di daerah.
Ia mengatakan Palembang, seperti kota-kota besar lainnya, sedang mengalami bonus demografi yang menjadi alasan pembekalan ilmu politik tersebut penting dilakukan.
“Jadi ini juga sekaligus menjawab tantangan saat ini kita mengalami bonus demografi, ya, para pelajar tersebut perlu dipersiapkan karena masih buta pemahamannya terkait politik, dan itu perlu dilakukan di era yang sarat kemajuan teknologi ini,” kata dia.
Ia mengatakan pembekalan tersebut juga bisa diberikan kepada seluruh masyarakat, tidak terbatas pemilih pemula.
Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesbangpol Kota Palembang Farid mengatakan pihaknya bersama Dinas Pendidikan setempat sudah mengagendakan program pembekalan pendidikan politik tersebut, sebab para pemilih pemula sudah seharusnya siap menyikapi kondisi perpolitikan.
“Di dalam kerangka acuan kerja kami bersama Dinas Pendidikan mulai Juni tahun ini sampai Juni 2023 mendatang akan turun ke sekolah mengajarkan literasi politik, yang diprioritaskan siswa kelas delapan, saat ini jumlahnya sedang diinventarisir,” kata dia.
Baca juga: Disdik Sumsel dorong pendidikan politik pelajar jelang Pemilu 2024
Dia menyebut materi pokok yang bakal diajarkan kepada para pelajar tersebut meliputi literasi empat konsensus atau pilar dasar bangsa Indonesia.
Keempat konsensus dasar bangsa tersebut, ialah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masing-masing materi itu diajarkan oleh pemateri berkompeten di bidangnya.
“Ya memang dengan bonus demografi yang ada kami perlu memaksimalkan peran pemerintah untuk dapat membimbing dan mendorong mereka memperoleh pemahaman terkait politik dan bernegara selaku kelompok pemilih pemula,” kata dia.
Menurutnya, poin utama yang hendak disampaikan empat materi itu menyelaraskan pandangan para pemilih baru terhadap politik, yang tujuannya mencapai kemaslahatan masyarakat dan memperkokoh kesatuan dalam bernegara.
Dengan pemahaman itu, kata dia, mereka tidak mudah terpengaruh informasi manuver politik bernada kurang mendidik yang mulai beredar menjelang pesta demokrasi.
“Sekaligus diharapkan menumbuhkan kepedulian pelajar dan berpartisipasi pada Pemilu 2024, karena dari situ mereka akan menyadari kalau pemilu itu sebetulnya lebih pada ajang kompetensi bukan kompetisi oleh peserta pemilu,” ucapnya.
Baca juga: KPU: Jumlah kursi di DPRD OKU bertambah pada Pemilu 2024
Baca juga: KPU Palembang hapus nama orang meninggal dari daftar pemilih pemilu