Angkatan Laut AS transit Selat Taiwan setelah China latihan militer

id AS, Selat Taiwan, China

Angkatan Laut AS transit Selat  Taiwan setelah China latihan militer

USS Sampson (DDG-102) (en.wikipedia.org)

Taipei (ANTARA) - Sebuah kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif pada Selasa, tak lama setelah China melakukan latihan perang di dekat pulau itu dan untuk kedua kalinya dalam dua minggu militer AS itu transit di jalur air tersebut.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal melakukan transit rutin di Selat Taiwan melalui perairan internasional "sesuai dengan hukum internasional".

"Kapal itu transit melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara kawasan pantai mana pun," katanya dalam sebuah pernyataan.

“Transit Port Royal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional."

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal AS berlayar ke utara melalui selat itu, dan situasi di jalur air itu "normal seperti biasa".

Angkatan bersenjata China melakukan putaran lain latihan perang di dekat Taiwan pekan lalu untuk meningkatkan operasi tempur bersama, kata Tentara Pembebasan Rakyat pada Senin, setelah pulau yang diklaim China itu melaporkan lonjakan aktivitas.

Kapal perusak berpeluru kendali USS Sampson berlayar melalui Selat Taiwan pada 27 April, yang dikecam China, dengan mengatakan misi semacam itu "dengan sengaja" membahayakan perdamaian dan stabilitas.

Amerika Serikat telah melakukan pelayaran seperti itu sekitar sebulan sekali, membuat marah China, yang memandang pelayaran itu sebagai tanda dukungan untuk Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis yang dipandang Beijing sebagai wilayah China.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tapi merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting, menjadikannya sumber ketegangan yang konstan antara Beijing dan Washington.

Sumber: Reuters