Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memperkenalkan aplikasi wisata Genta Informasi Wisata Andalan yang Nyaman dan Gempita “Giwang” yang dapat mempermudah para wisatawan mengakses destinasi wisata di daerahnya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa secara virtual, Minggu, mengatakan adanya aplikasi ini menjadi sarana yang tepat untuk tetap mempromosikan daerah di tengah pandemi COVID-19.
“Di tengah pandemi ini, sektor pariwisata sangat tertekan jadi dibutuhkan inovasi dari daerah untuk tetap eksis. Apa yang dilakukan Sumsel ini layak dicontoh daerah lain,” kata dia.
Para wisatawan dapat mendapatkan informasi mengenai Sumsel secara realtime dengan aplikasi wisata Giwang ini, begitu pula dengan lokasi destinasi, hotel, alat transportasi dan lainnya.
Baca juga: Kabupaten OKI minta Kemenparekraf kemas kearifan lokal jadi konten wisata
Baca juga: Masyarakat Pulau Kemaro Kota Palembang kembangkan wisata kampung air
Melalui upaya ini diharapkan pariwisata Sumsel kian menanjak dan mampu menjadi ‘leading’ sektor.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan semua pihak terkait harus memastikan bahwa informasi yang disajikan melalui aplikasi ini sesuai dengan fakta di lapangan.
Beragam fitur yang disajikan juga harus melampirkan informasi terkini agar calon pendatang dapat mengambil keputusan yang tepat saat memilih hotel atau penginapan, destinasi wisata hingga moda transportasi.
“Jangan sampai mereka (calon wisatawan) yang sudah mengunduh, justru kecewa setelah benar-benar datang ke Sumsel. Artinya, semua pihak terkait harus bertanggung jawab agar sektor pariwisata Sumsel ini bertambah maju,” kata dia.
Sektor pariwisata menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi karena dinilai belum optimal dibandingkan sektor lainnya.
Sumsel saat ini menggarap Pulau Kemarau di Palembang untuk dijadikan destinasi unggulan daerah. Selain itu, pemprov juga mendorong munculnya destinasi wisata baru di kabupaten/kota seperti di Ogan Komering Ulu Selatan dan Pagaralam.
Baca juga: Mengemas Desa Burai jadi kawasan ekowisata berkelas dunia
Baca juga: Penyerahan penghargaan desa ekowisata Burai tanpa Menparekraf