Baturaja (ANTARA) - Permohonan pembuatan paspor di Muara Enim, Sumatera Selatan, sepi atau hanya berkisar 30 pemohon setiap bulan dampak pandemi CPVID-19, kata Kepala Unit Kerja Kantor Imigrasi Muara Enim Ardi Widodo.
"Padahal sebelumnya per hari permohonan pembuatan paspor ini dapat mencapai 50 orang," kata Ardi Widodo di Baturaja, Senin.
Dia mengemukakan, berdasarkan data sejak UKK Imigrasi Muara Enim resmi beroperasi di Kabupaten OKU pada Oktober 2019 hingga saat ini jumlah paspor yang sudah dicetak sebanyak 3.739 dokumen.
Ribuan masyarakat yang membuat paspor sebagian besar untuk studi ke luar negeri ini tersebar di tiga kabupaten meliputi OKU, OKU Timur dan OKU Selatan.
Untuk meningkatkan animo masyarakat yang mengurus paspor, lanjut dia, saat ini pihaknya melakukan upaya jemput bola melalui program eazy passport secara kolektif.
Program ini menyasar pada komunitas besar seperti pegawai di perkantoran pemerintah ataupun swasta, warga perumahan, dan komunitas atau organisasi lainnya.
Melalui program eazy passport pemohon bisa mengajukan permohonan paspor tanpa perlu datang ke kantor imigrasi karena petugas akan mendatangi pemohon di lokasi yang telah ditentukan.
Seluruh proses permohonan paspor mulai dari penyerahan dan pemeriksaan berkas persyaratan, wawancara serta pengambilan data biometrik berupa foto dan sidik jari dilakukan di lokasi kegiatan.
Paspor yang sudah jadi nantinya bisa diambil secara perwakilan atau bisa juga dikirim langsung ke rumah pemohon melalui jasa PT Pos Indonesia.
"Program ini diluncurkan untuk meningkatkan jumlah permohonan pembuatan paspor di wilayah OKU Raya karena selama pandemi ini relatif sepi," ujarnya.
Dampak pandemi, permohonan paspor di Muara Enim sepi
Melalui program eazy passport pemohon bisa mengajukan permohonan paspor tanpa perlu datang ke kantor imigrasi