Sumsel tetap alokasikan anggaran penanggulangan karhutla tahun 2021

id karhutla,karhutla sumsel,kebakaran hutan dan lahan sumsel,kebakaran ,bpbd

Sumsel tetap alokasikan anggaran penanggulangan  karhutla tahun 2021

Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan "water bombing" untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Muara Medak, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumsel, Rabu (21/8/2019). (ANTARA/Wahdi Septiawan/19)

Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan tetap mengalokasikan dana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2021 senilai total Rp30 miliar atau menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp45 miliar.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Selasa, mengatakan anggaran yang disiapkan tahun 2021 itu dinilai mencukupi karena sejumlah langkah-langkah antisipasi terkait kesiapan sarana dan prasarana sudah dilakukan pada tahun sebelumnya.

“Tahun lalu diserahkan ke pemkab, tahun ini dikelola Pemprov. Anggaran Rp30 miliar ini untuk sekat kanal, hingga peralatan lainnya seperti sumur bor,” kata dia.

Walau terjadi penurunan, bukan berarti Pemprov Sumsel melemahkan perhatian terhadap penanganan karhutla.

Hingga kini bencana karhutla tetap menjadi ancaman bagi Sumsel karena memiliki setidaknya 1,4 juta Hektare lahan gambut. Saat musim kemarau, lahan gambut sangat rentan terbakar sehingga kerap menjadi pemicu titik api.

Pemprov sedang mengupayakan solusi mengenai pengelolaan lahan gambut yang tak ditanami (lahan kosong) karena selama ini selalu terbakar di saat musim kemarau.

“Sebenarnya kebakaran lahan yang terjadi biasanya di tempat yang sama namun memang dengan lokasi yang luas. Lahan yang terbakar didominasi dengan lahan kosong yang belum termanfaatkan atau status izin lokasi yang digarap,” kata dia.

Terkait lahan kosong ini, Pemprov Sumsel sudah meminta solusi ke pemerintah pusat.

Sejauh ini, Pemprov sudah menginventarisir lahan-lahan tersebut, bahkan mengundang para pemiliknya agar turut aktif dalam mencegah karhutla.

“Jika lahan kosong terbakar apalagi di lokasi yang sulit dijangkau, akan menjadi kendala besar dalam pemadaman karhutla,” kata dia.

Pada akhir tahun 2020 terjadi penurunan hotspot dibanding tahun sebelumnya.

Badan Penanggulangan Bencan Daerah Provinsi Sumatera Selatan mencatat hanya terdapat 4.536 titik api sepanjang tahun 2020, sementara pada tahun 2019 sebanyak 17.361 titik api. Sementara itu, total luas kebakaran pada tahun 2020 yakni 946,33 hektare (Ha).

Untuk memaksimalkan upaya pencegahan karhutla pada 2021 ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun lalu untuk lebih memaksimalkan mitigasi.

Status siaga darurat karhutla biasanya mulai berlaku pada bulan April, namun tahun 2021 dilakukan lebih cepat lantaran BMKG memperkirakan musim kemarau sudah terjadi di wilayah Sumsel sejak awal Maret.

Selain itu, Pemprov Sumsel juga memberikan bantuan keuangan untuk pencegahan karhutla di kabupaten dan kota di Sumsel.