Bandung (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan awal mula kasus klaster baru penyebaran COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) yakni bermula dari ketidaksengajaan.
Ketidaksengajaan itu, kata dia, diawali dari adanya dua orang siswa calon perwira yang berobat ke Rumah Sakit Dustira TNI AD di Cimahi. Dari kunjungan ke rumah sakit itu, mereka berdua mengikuti tes pemeriksaan COVID-19.
"Yang satu keluhan karena bisul, berarti demam karena adanya infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang. Tapi ternyata mereka dilakukan swab test dan positif," kata Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu.
Atas dasar dua siswa yang positif itu, ia memerintahkan seluruh siswa dan staf yang ada di Secapa AD untuk dilakukan rapid test. Walhasil, ditemukan 187 orang di lembaga pendidikan militer itu dinyatakan reaktif.
Baca juga: Tenaga medis terinfeksi, Pasien COVID-19 Aceh menjadi 95 orang
Baca juga: Tinjauan COVID-19 tak akan mengganggu tugas WHO
Namun belum sampai di situ, untuk lebih meyakinkan penyebaran wabah ini dapat diketahui, tes usap COVID-19 juga dilakukan terhadap seluruh siswa maupun staf Secapa.
Berdasarkan tes usap yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction, kata dia, ditemukan sekitar 1.200 personel TNI di Secapa yang dinyatakan terinfeksi COVID-19.
Saat ini, ia menyatakan ada 1.280 personel yang positif COVID-19 di Secapa AD. Di antaranya, 991 personel merupakan siswa, dan 289 staf di Secapa beserta anggota keluarga dari staf.
Namun ia memastikan, mayoritas personel yang positif COVID-19 itu tanpa gejala apapun. Hanya sedikit personel yang dirawat karena bergejala ataupun mengidap penyakit lainnya.
Sejauh ini, kata dia, ada 16 personel yang masih dirawat di Rumah Sakit Dustira, berkaitan dengan klaster Secapa. Awalnya menurutnya yang dirawat ada sebanyak 17 personel, namun satu diantaranya telah dinyatakan negatif meski belum diizinkan pulang.
"Dan 16 yang masih positif tapi semuanya sudah tidak merasakan gejala apapun juga. Yang satu negatif tetap di sana karena memang masalah TBC atau paru-paru," kata Andika.
Baca juga: Update 8 Juli: Kasus positif COVID-19 di Sumsel bertambah 63 orang, total 2.419 kasus
Baca juga: Update 10 Juli: Sejumlah daerah di Sumsel ditemukan 93 kasus baru positif COVID-19, terbanyak dari Pali
Berita Terkait
Integrasi Semen Baturaja ke SIG jadi langkah besar perkuat posisi BUMN
Selasa, 20 Desember 2022 11:45 Wib
Tiga kabupaten di Tanah Air jadi proyek pencegahan karhutla berbasis klaster
Sabtu, 2 Juli 2022 22:40 Wib
Tiga manajer klaster SEA Games akan survei ke Vietnam pekan depan
Sabtu, 9 April 2022 6:39 Wib
Visi Superhub Ekonomi IKN akan didukung enam klaster ekonomi strategis
Senin, 21 Februari 2022 12:44 Wib
4.000 guru di Palembang laksanakan vaksinasi COVID-19 dosis penguat
Senin, 7 Februari 2022 19:23 Wib
BRI bantu petani bunga binaan di Tomohon perkuat usaha
Sabtu, 5 Februari 2022 18:48 Wib
Catatan pelanggaran hak anak saat pandemi
Kamis, 27 Januari 2022 14:30 Wib
Kementerian BUMN-BRI berdayakan klaster tanaman hias
Kamis, 20 Januari 2022 17:02 Wib