Omset agen perjalanan di Sumsel turun hingga 50 persen
Palembang (ANTARA) - Omset agen perjalanan di Provinsi Sumatera Selatan turun hingga 50 persen dampak kekhawatiran wisatawan yang begitu besar terhadap wabah Corona selama dua bulan terakhir.
Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (DPD ASITA) Sumsel, Ari Afrizal di Palembang, Jumat, mengatakan para agen harus menghadapi berkurangnya permintaan meski harga paket-paket perjalan sudah diturunkan.
"Harga normal paket-paket di luar harga tiket pesawat sudah diturunkan sampai 25 persen, tapi belum ada yang berani ambil," ujar Ari Afrizal di Palembang.
Bahkan menurut dia adanya insentif 50 persen tiket pesawat dari pemerintah dan maskapai tidak terlalu berpengaruh terhadap antusias wisatawan dari Sumsel khususnya Kota Palembang.
Sebab dari 10 kota penerima insentif, hanya Denpasar Bali yang menjadi pasar besar wisatawan dari Sumsel yang menggunakan pesawat, sedangkan kota lain seperti Yogyakarta banyak menggunakan bus.
"Di satu sisi pemberian insentif yang diberikan maskapai hanya 25 persen dari okupansi pesawat, jadi tidak memberikan dampak besar ke tujuan wisata," tambahnya.
Sementara para agen juga telah menghentikan sementara perjalanan ke luar negeri seperti ke Singapura, Hongkong dan Malaysia sejak pertengahan Februari karena isu corona belum kondusif hingga saat ini.
"Mungkin paket-paket ke luar negeri akan dijual kembali pasca lebaran idul Fitri, harapanya nanti isu corona sudah mereda karena lebaran dan setelah lah lebaran itu high season nya pariwisata," jelasnya.
Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (DPD ASITA) Sumsel, Ari Afrizal di Palembang, Jumat, mengatakan para agen harus menghadapi berkurangnya permintaan meski harga paket-paket perjalan sudah diturunkan.
"Harga normal paket-paket di luar harga tiket pesawat sudah diturunkan sampai 25 persen, tapi belum ada yang berani ambil," ujar Ari Afrizal di Palembang.
Bahkan menurut dia adanya insentif 50 persen tiket pesawat dari pemerintah dan maskapai tidak terlalu berpengaruh terhadap antusias wisatawan dari Sumsel khususnya Kota Palembang.
Sebab dari 10 kota penerima insentif, hanya Denpasar Bali yang menjadi pasar besar wisatawan dari Sumsel yang menggunakan pesawat, sedangkan kota lain seperti Yogyakarta banyak menggunakan bus.
"Di satu sisi pemberian insentif yang diberikan maskapai hanya 25 persen dari okupansi pesawat, jadi tidak memberikan dampak besar ke tujuan wisata," tambahnya.
Sementara para agen juga telah menghentikan sementara perjalanan ke luar negeri seperti ke Singapura, Hongkong dan Malaysia sejak pertengahan Februari karena isu corona belum kondusif hingga saat ini.
"Mungkin paket-paket ke luar negeri akan dijual kembali pasca lebaran idul Fitri, harapanya nanti isu corona sudah mereda karena lebaran dan setelah lah lebaran itu high season nya pariwisata," jelasnya.