KPK panggil dua saksi kasus suap Lapas Sukamiskin

id Suap lapas Sukamiskin

KPK panggil dua saksi kasus suap Lapas Sukamiskin

Terdakwa kasus dugaan suap pemberian fasilitas mewah Lapas Sukamiskin Wahid Husen menjalani sidang putusan di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, Senin (8-4-2019). Majelis hakim memvonis mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husen dengan pidana selama 8 tahun penjara dan denda Rp400 juta subsider 4 bulan kurungan karena terbukti menerima suap pemberian fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin. ANTARA FOTO/Leci Kurniawan

Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis. memanggil dua saksi dalam penyidikan kasus suap pemberian fasilitas atau perizinan keluar Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Dua saksi itu dijadwalkan diperiksa untuk dua tersangka berbeda dalam kasus itu, yakni Direktur Utama PT Glori Karsa Abadi Rahadian Azhar (RAZ) dan Tubagus Chaeri Wardana (TCW) alias Wawan (warga binaan).

"Hari ini, dijadwalkan pemeriksaan terhadap dua orang saksi untuk dua tersangka berbeda RAZ dan TCW terkait dengan tindak pidana korupsi suap pemberian fasilitas atau perizinan keluar Lapas Kelas I Sukamiskin," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Saksi untuk tersangka Rahadian, yaitu auditor muda Inspektorat Wilayah II Kementerian Hukum dan HAM periode 2017 Hari Purwanto, sedangkan saksi untuk tersangka Wawan adalah Executive Lounge Agent Hilton Bandung Rizka Putri.



KPK pada hari Rabu (16/10) telah menetapkan lima orang tersangka dalam pengembangan kasus tindak pidana korupsi pemberian dan penerimaan hadiah atau janji terkait dengan pemberian fasilitas atau perizinan keluar Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung.

Lima orang itu, yakni Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin (Maret 2018) Wahid Husein (WH), Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin (2016 sampai dengan Maret 2018) Deddy Handoko (DHA).

Selanjutnya, Direktur Utama PT Glori Karsa Abadi Rahadian Azhar (RAZ), Tubagus Chaeri Wardana (TCW) alias Wawan swasta atau warga binaan, dan Fuad Amin (FA) yang pernah sebagai Bupati Bangkalan atau warga binaan. Namun, Fuad telah meninggal dunia saat penyidikan berjalan.

Terkait dengan hal itu, KPK akan fokus menangani pada perkara yang melibatkan empat tersangka lainnya.