Manisnya bisnis produk lokal di Blibli.com

id blibli.com,online,e-commerce

Manisnya bisnis produk lokal di Blibli.com

Dhanindyah Wellyani, salah seorang merchant Blibli.com dengan brand lokal DhanQ Signature. (ANTARA/HO/19)

...Jarang loh ada marketplace yang benar-benar peduli dengan produk lokal seperti Blibli.com...
Palembang (ANTARA) - Memanfaatkan kecanggihan teknologi, Blibli.com berhasil memasarkan produk kreatif lokal lewat etalase Galeri Indonesia. Pengusaha yang menjadi merchant marketplace satu ini, bisa sumringah menikmati hasil bisnis yang terasa semakin manis.

MANISNYA keuntungan menjual produk lokal di Gerai Indonesia Blibli.com salah satunya dinikmati Dhanindyah Weellyani. Ibu rumah tangga yang berdomisili di Jakarta ini, sejak remaja sangat suka bergaya dengan tampilan tas kulit berbagai corak, terutama tas produk luar negeri. Kegemarannya itu mendorong Dhanin mencoba membuat tas sendiri tapi dengan bahan khas Indonesia. Usahanya dimulai akhir tahun 2017.

“Saya pertama kali berkreasi menggunakan kain jumputan Palembang, karena warnanya yang elegan jadi pas jika dipadukan dengan bahan kulit,” kata Dhanin kala dibincangi lewat telepon, Rabu (30/10/2019).

Demi menjaga keaslian, Dhanin mencari kain jumputan yang dibuat perajin di Kota Pempek. Semula, tas-tas produksinya dipasarkan melalui media sosial hingga jaringan keluarga dan teman. Selayaknya di awal usaha, Dhanin cukup kesulitan memperkenalkan brand-nya “DhanQ Signature”. Berbagai pameran pernah diikuti sebagai jalan untuk berpromosi.

Seiring guliran waktu, brand DhannQ Signature mulai dikenal. Apalagi diperkuat jaringan pertemanan Dhanin di luar negeri, membuat ia menerima beberapa kali pesanan dari Australia.

Ingin meningkatkan pemasaran, awal Januari 2019, Dhanin tergelitik membuka toko offline. Bersama beberapa rekan sesama penjual produk lokal, ia membuka gerai di kawasan Kemang, Jakarta. Sayang, jumlah kunjungan masih di luar harapan. Tak ayal toko offline tersebut terpaksa ditutup.

Beruntung bagi Dhanin, pada Mei lalu ia mendapatkan tawaran dari manajemen Blibli.com untuk memajang produknya (onboard). Dhanin terpilih karena brand-nya yang asli lokal mulai dikenal. Sekitar satu bulan kemudian, tas-tas kulit dipadu kain jumputan Palembang dengan brand DhanQ Signature masuk salah satu gerai di Blibli.com, untuk kategori Galeri Indonesia.

“Jarang loh ada marketplace yang benar-benar peduli dengan produk lokal seperti Blibli.com, apalagi mereka benar-benar mengawal, mulai dari memberi pelatihan dan mengingatkan bahwa kami harus jaga kualitas,” kata Dhanin.

Sejak itu, Dhanin merasa ada kenaikan omset. Jika sebelumnya pendapatan hanya kisaran belasan juta, kini Dhanin bisa menerima hasil penjualan hingga melewati angka Rp20 juta per bulan.

Peningkatan pendapatan itu tak lain karena sebaran konsumen juga bertambah, bahkan menjelajah ke seluruh Indonesia. Kini, demi untuk melayani pesanan yang terus masuk, Dhanin merekrut tiga tetangganya untuk membantu bisnis yang kian menggairahkan.

Manisnya rezeki Dhanin sejak memasarkan produk lewat Galeri Indonesia Blibli.com memang terasa di pundi-pundinya yang terus terisi. Tak heran bila pedagang lain akhirnya berminat untuk ikut menikmati keberhasilan serupa.

Seperti diakui Anggi Fitrilia Putri Pratama, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Palembang, dengan produk kain “ecoprint”. Pemilik gerai Galeri Wong Kito ini, sejak dua tahun terakhir memang sudah berjualan secara online namun hanya melalui media sosial, instagram, dan facebook.

“Saya sebenarnya sudah lama ini berjualan di marketplace besar, tapi belum tahu caranya bagaimana,” kata Anggi.

Padahal, produk kain ecoprint-nya sudah layak dipasarkan di situs e-commerce karena sudah bisa menembus pasar Amerika Serikat. Melalui jaringan pertemanan, sejak beberapa bulan terakhir Anggi sudah mengirim barang ke negeri Paman Sam, yakni produk berupa selendang dengan harga Rp250.000 per lembar.

Sekilas mengenal produk kain ecoprint, produk kreatif ini dibuat menggunakan pewarna alami dari getah gambir, getah jengkol, kapur, tujung, soda, tawas, tini, dan secang. Hasil yang didapat sangat digemari pasar luar negeri karena merupakan handmade. Apalagi motif yang digunakan menggunakan daun-daun dari tanaman khas Indonesia seperti daun pakis, daun jarak, daun ketapang, dan daun jarak.

Saat ini omset Anggi mencapai Rp20 juta per bulan dengan dibantu lima orang tenaga kerja. “Saat ini saya juga buka gerai di rumah produksi, saya harap bisa masuk marketplace agar bisa memperluas area pemasaran,” kata dia.

Kreativitas Blibli.com membuka Galeri Indonesia ternyata sangat tepat. Selain membantu pedagang produk lokal dalam meningkatkan omset dan mengembangkan usaha, galeri ini juga sangat membantu konsumen yang menginginkan barang-barang asli suatu daerah.

Rizky Amalia contohnya. Warga Palembang ini pernah merasakan kecewa berat ketika berkunjung ke Yogyakarta. Pasalnya, saat membeli kain batik, ternyata kain yang dibelinya buatan Cina. Padahal, demi mendapatkan kain khas Kota Gudeg itu, Rizky rela blusukan ke pasar tradisional. Bila Rizky saja merasa kecewa, bagaimana pula para turis mancanegara yang mengalami nasib serupa.

“Saya pun berpikir, kemana saya bisa mendapatkan produk asli lokal Indonesia, akhirnya seorang teman memberi tahu bahwa ada marketplace yang memiliki gerai khusus yakni Galeri Indonesia, yang langsung terhubung ke merchant-merchant lokal,” kata pengusaha muda asal Palembang ini.

Ia pun segera mengunjungi marketplace dengan membuka Galeri Batik Indonesia. Di sini ia mendapati produk fesyen batik dengan motif beragam serta harga terjangkau. Produk batik yang dijual lewat Blibli ternyata berasal dari brand lokal yang menjaga kualitas. Pada kategori ini, tersedia lebih dari 1.000 koleksi yang bisa dilihat dengan lebih dari 40 pilihan brand lokal.

“Hal yang saya suka dari Galeri Batik Indonesia adalah banyaknya ragam motif batik yang jarang saya temukan di gerai maupun mal,” kata Rizky dengan nada puas.
 
Layanan Customer Care 24 jam Blibli.com. (ANTARA FOTO/HO/aww/16.)


Bukan hanya girang mendapatkan produk asli lokal, Rizky juga mengaku puas dengan sistem berbelanja online yang dimiliki Blibli.com, seperti ketika baru mendaftar member Blibli.com langsung mendapatkan voucher belanja Rp25.000 dan BliBli Rewards 2500 poin.

Selain itu, e-commerce yang identik dengan warna biru ini memberikan layanan gratis biaya pengiriman untuk wilayah Jabodetabek dan khusus bagi yang di luar Jabodetabek berlaku dengan minimum pembelian di atas Rp 200.000 dalam 1 kali transaksi. Menurutnya, cara belanja ini lumayan ekonomis.

Rizky juga terkesan dengan metode pembayaran seperti COD (Cash on Delivery) yang pernah dicobanya sehingga membuktikan bahwa belanja lewat Blibli.com memang aman dan terpercaya. Bukan hanya itu, ternyata e-commerce ini juga memiliki jaminan pengembalian produk. Saat baju pesanan tidak sesuai ukuran, tinggal hubungi layanan konsumen untuk proses klaim. “Jadi konsumen tak perlu panik,” kata ibu satu anak ini.


Komitmen Membantu UMKM

Galeri Indonesia sebagai kategori baru di Blibli.com memang memudahkan konsumen untuk mencari produk kreatif asli Indonesia. Di lain pihak, galeri ini diharapkan menjadi peluang bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk unggulan.

Terdapat sembilan sub-kategori di dalam Galeri Indonesia, yakni Galeri Batik Indonesia, Galeri Buku & Musik Indonesia, Galeri Kriya Indonesia, Galeri Kuliner Lokal Indonesia, Galeri Local Brands Indonesia, Galeri Pakaian Muslim Indonesia, Galeri Produk Kecantikan, Galeri Tiket & Travel Lokal Indonesia, dan Galeri Workshop.
 
CEO Blibli.com Kusumo Martanto (kiri) menyerahkan barang belanjaan kepada konsumen ketika diadakan Program "CEO on Delivery" Mengasah Semangat Mewujudkan Kepuasan Konsumen-Blibli.com di Kawasan Pengadegan, Pancoran, Jakarta, Sabtu (8/7/2017). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras/17.)


CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengatakan mall online Blibli.com memiliki komitmen untuk membantu pelaku UMKM di Indonesia, apalagi berdasarkan data situs Startup Ranking per Juni 2019, Blibli.com menempati posisi kedua perusahaan rintisan di Indonesia, dengan jumlah kunjungan pengunjung per bulan mencapai 57,3 juta kali.

"Terus mendorong perekonomian dan mengembangkan ekosistem digital merupakan kontribusi yang ingin terus kami lakukan. Misi Blibli.com ke depannya adalah membangun masyarakat cashless serta pemberdayaan sumber daya manusia," kata dia.

Salah satu wujud nyatanya, Blibli.com menghadirkan kategori belanja bernama Galeri Indonesia pada platform e-commerce khusus untuk pelaku UMKM.

Di Galeri Indonesia ini, konsumen bisa membeli beragam produk UMKM asli Indonesia karena terdapat sekitar 10.000 pelaku usaha yang tergabung, yang notabebne pemprodusi barang, bukan sekadar reseller.

Menurutnya, dari 10.000 mitra UMKM yang menjajakan produk di Blibli.com, kebanyakan adalah produk pakaian, kuliner, produk kerajinan, dan seni. “Jadi benar-benar produksi lokal, sementara jumlah keseluruhan merchant Blibli.com ada 70.000-an," kata Kusumo.

Sayangnya, kontribusi pendapatan dari produk-produk UMKM bagi bisnis Blibli.com masih kecil yakni hanya 5,0 persen. Tantangannya antara lain ketidaksiapan pelaku UMKM untuk memenuhi jumlah permintaan yang tinggi. Untuk itu, Kusumo mengatakan, Blibli.com juga menyiapkan pelatihan bagi para pelaku UMKM agar produk-produk lokal Tanah Air bisa naik kelas.

Terpisah, pengamat ekonomi asal Unsri, Isni Andriana, mengatakan, saat ini konsumen memang masih khawatir bahwa produk-produk yang mendominasi di marketplace merupakan produk impor. Bahkan data dari lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) terbilang cukup mencengangkan yakni 93 persen barang yang dijual marketplace adalah barang impor. Artinya produk lokal hanya 7 persen.

Padahal Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi e-commerce di dalam negeri mencapai Rp11 triliun hingga Rp 13 triliun per bulan. Pencapaian ini terus mengalami peningkatan setiap waktunya.

“Ini miris sekali, sementara saat ini negara kita sedang mati-matian menekan impor. Untuk itu perlu ada keseriusan dari marketplace dalam memberi ruang bagi produk-produk lokal,” kata Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unsri ini.

Hanya saja, ia menilai, terdapat sejumlah persoalan klasik UMKM terkait kualitas dan kemampuan memenuhi permintaan dalam jumlah besar. Selain itu, dari sisi konsumen, diakui produk lokal sulit untuk berkembang besar karena karena muncul stigma bahwa produk dari luar negeri itu lebih baik.

“Itulah perlu adanya pendampingan, seperti diberikan pelatihan. Diberikan dulu ruang untuk memajang barangnya, diberikan stimulus harga, ini semua agar UMKM ini bisa naik kelas,” kata Isni.

Saran yang dilontarkan Isni Andriana itu sejalan dengan apa yang telah dilakukan Blibli.com di Galeri Indonesia. Di galeri ini, penjual bisa menebar harapan seluas mungkin, konsumen terjamin kepuasannya, produk khas Indonesia pun makin dikenal, dan perekonomian negeri tercinta pastinya bakal semakin membaik. Semoga.