Progress IPAL memasuki proses lelang

id IPAL,limbah,Lingkungan hidup,Pemkot palembang,Palembang

Progress IPAL memasuki proses lelang

Arsip-Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson (kedua kiri) didampingi Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (ketiga kiri), Walikota Palembang Harnojoyo (kiri), Dirjen Cipta Karya Kementrian PU PR Sri Hartoyo (keempat kiri) serta pejabat teras lainnya melakukan Ground Breaking Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang merupakan hibah dari Pemerintah Australia) di Palembang (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/17)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Progres pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) dalam pematangan lahan selesai, kini pemerintah kota Palembang dan Australia memasuki tahap kedua.

"Sebelumnya kami melakukan proses pematangan lahan. Sekarang kami rapatkan masuk tahap kedua bersama pemerintahan australia,"ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Akhmad Bastari Yuzak, Senin.

Dia mengatakan tahap ini penetapan panitia lelang, dokumen lelang yang harus mendapat persetujuan Australia. Sebab ini merupakan international tender dengan kesepakatan penawaran kompetitif internasional (ICB).

Untuk pelaksanaan paling cepat akan dilakukan november dengan memakan waktu enam bulan. Setelah itu akan dimulai proses kontruksi pada tahun 2019.

"Penyelesaian fisik tiga tahun hingga 2022" katanya.

Bridie Rushton, Konselor Infrastruktur dan Tata Kelola Ekonomi kedutaan besar australia menambahkan Pemerintah Australia sangat bangga bisa bekerjasama dengan Pemerintahan di Indonesia.

"Dimana, hal itu dapat dilihat dari bentuk suporting kami terhadap program yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang," ungkapnya.

Kata dia, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sei Selayur adalah langkah awal terkait suport pihaknya terhadap komitmen Pemerintah daerah terkait sistem sanitasi yang dibangun. Tidak hanya mengenai sanitasi saja, tapi juga terkait masalah ekonomi kreatif.

"Salah satunya adalah, akibat dari sistem sanitasi yang tidak baik, menyebabkan terganggunya ekonomi masyarakat yang diakibatkan penyakit diare yang saat ini menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia," katanya.