Tera selamatkan Indonesia di cabang menembak Asian Games 2018

id menembak,atlet menembak,petembak, tera,asian games,arena menembak jakabaring,jsc

Tera selamatkan Indonesia di cabang menembak Asian Games 2018

Penembak Indonesia Putra MSD menunjukkan medali perak saat acara penyerahan medali setelah menang di pertandingan menembak 10 meter running target mixed putra Asian Games 2018 di arena menembak Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/8). Penembak Korea Pak Myong Won meraih medali emas dan atlet Cina Gan Yu meraih perunggu. (ANTARA FOTO/INASGOC/Sutanta Aditya/thv/18)

....Akhirnya setelah sekian puluh tahun, PB Perbakin, olahraga menembak, bisa mempersembahkan medali sekalipun ini bukan prestasi terbaik medali emas....
Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Bendera Indonesia Merah Putih akhirnya bisa berkibar saat upacara penyerahan medali pemenang di cabang menembak Asian Games (AG) 2018, di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumsel, Sabtu.?

 Pada pertandingan final menembak ke-18, setelah tujuh hari pertandingan berlangsung, petembak tuan rumah akhirnya meraih medali melalui kemenangan Muhammad Sejahtera Dwi Putra.

Pemuda berusia 21 tahun, yang akrab disapa Tera ini, meraih medali perak di nomor 10 meter running target campuran putra. Ucapan terima kasih layak kita haturkan kepada Tera dan juga pelatihnya.

Kemenangan ini bukan hanya menyelamatkan muka Indonesia sebagai tuan rumah AG 2018, namun juga mengakhiri puasa gelar puluhan tahun dari cabang olahraga menembak.

Terakhir kali cabang olahraga menembak mendapatkan medali di Asian Games 1966, yaitu lewat medali perunggu yang diraih oleh petembak Elias Joseph Lessy di 10 meter air rifle.

Akhirnya setelah sekian puluh tahun, PB Perbakin, olahraga menembak, bisa mempersembahkan medali sekalipun ini bukan prestasi terbaik medali emas. Tapi bagi saya selaku manejer tim, ini adalah capaian yang luar biasa,? kata manajer tim menembak Indonesia, Sarozawato Zai.

Tim Indonesia sejak awal memang sengaja menutupi target atlet yang diandalkan untuk meraih medali. Hal ini untuk mengurangi tekanan mental kepada atlet, bahkan setiap pelatih juga dilarang menginformasikannya kepada petembak binaannya.

Sarozawato mengungkapkan, andalan Indonesia sebenarnya adalah pada nomor 10 meter running target putra dan 300 meter standard rifle putra. Target 300 meter ternyata gagal, dan kekalahan juga berlanjut di nomor individual 10 meter running target putra.

Tera yang dijagokan pada nomor 10 meter running target, sebenarnya sempat memuncaki babak kualifikasi hari pertama. Namun pada hari kedua performanya menurun dan tidak lolos ke final. Kekalahan itu sempat mempengaruhi mentalnya.

"Dan di sinilah pentingnya peran pelatih sangat dibutuhkan untuk membangkitkan semangat bertanding atlet," katanya.

Saya berusaha kuatkan atlet supaya melupakan kegagalan dan fokus untuk pertandingan hari ini. Saya katakan bahwa Tuhan ada rencana yang paling indah untuk hari kedua. Tera fokus ke hari ini, lupakan yang sudah terjadi,? tambah pelatih menembak Indonesia, Masruri. ? Alhasil, pada nomor running target campuran, Tera bisa menembus ke final dan meraih total 380 poin.

Ia berjarak empat poin dari petembak Korea Utara, Myong Won Pak, yang memenangkan medali emas. Sementara itu, perunggu dimenangkan oleh Yu Gan dari China dengan 379 poin.

Penampilan Tera terlihat sangat tenang sejak babak kualifikasi. Keberhasilannya meraih perak cukup mengejutkan karena lawannya adalah petembak kelas dunia, seperti Myong Won Pak adalah peraih emas AG 2010 di Ghuangzhou, China.

Pada babak (stage) 1 di final, tembakan pertama Tera sempat meleset sehingga hanya meraih nilai 7. Namun, selebihnya ia terlihat bisa bangkit dan melesatkan poin tinggi hingga stage 2.

Hanya saja, peraih emas Myong Won Pak tampil lebih konsisten sejak awal sehingga bisa lebih banyak menembak target bernilai paling tinggi.

Hasil secara keseluruhan, poin pada pertandingan ini hanya turun 2-3 poin dari hasil latihan Pelatnas, masih dalam batas wajar. Memang itu yang kita harapkan, ketika dalam tekanan, selisih poin jangan turun jauh,? kata Masruri.

Sementara itu, Tera mengatakan sebelum bertanding ia sempat mengalami masalah kesehatan karena terserang mendadak muntah-muntah.
Penembak Korea Pak Myong Won (tengah) meraih medali emas, atlet Indonesia Putra MSD (kiri) medali perak dan atlet Cina Gan Yu (kanan) meraih perunggu, berpose setelah menang di pertandingan menembak 10 meter running target mixed putra Asian Games 2018 di arena menembak Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/8). ANTARA FOTO/INASGOC/Sutanta Aditya/thv/18

Bukan karena grogi, tapi setelah minum air dua botol tiba-tiba batuk dan muntah-muntah. Sempat takut kepala akan pusing juga, katanya.

Ia mengatakan kemenangannya merupakan anugerah dari Allah SWT, berkat doa orangtuanya dan peran semua pelatih yang terus mendukungnya supaya tidak putus asa.

Ia juga terus mengingat pesan kedua orangtuanya yang kini sedang menunaikan ibadah haji.

Orangtua pesan ya harus fokus, rileks, selalu berdoa dan jangan tinggal shalat. Tetap kerja keras tak akan khianati hasil, katanya.

Setelah ini, target saya ingin tampil di Olimpiade,  lanjut lelaki kelahiran 13 April 1997 ini.

                                         Butuh Pembinaan Berjenjang
Keberhasilan Indonesia meraih satu medali dari 20 nomor yang dipertandingkan diharapkan bisa menjadi momen untuk memperbaiki pembinaan olahraga menembak.

Sebabnya, kalau Indonesia ingin serius, menembak merupakan ?lumbung? untuk mendulang medali dari SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade.

Butuh perhatian bersama dari pemerintah, pencinta olahraga dan pihak swasta juga,? kata manajer tim menembak Indonesia, Sarozawato Zai.

Untuk membangkitkan olahraga menembak, lanjutnya, yang dibutuhkan adalah pemerintah perlu mendukung pembinaan yang berjenjang secara konsisten.

Federasi menembak nasional, PB Perbakin,? tidak bisa berdiri sendiri dan butuh dukungan pemerintah untuk pelaksanaan Pelatnas dari sisi anggaran.

Kita memaklumi keterbatasan anggaran negara. Ke depan, kita berharap ini tak berhenti di Asian Games ini karena di 2019 ada SEA Games dan 2020 ada Olimpiade,? katanya.

Tera menambahkan, atlet Indonesia tidak kalah dari segi teknik dengan petembak luar negeri.

Secara latihan sama. Yang beda adalah jam terbang tandingnya, kata Tera. (F012)