Juara bertahan Zverev singkirkan Tsitsipas

id Stefanos Tsitsipas,tenis,berita palembang,berita sumsel,berita antara

Juara bertahan Zverev singkirkan Tsitsipas

Stefanos Tsitsipas. (ANTARA/REUTERS)

Washington (ANTARA News Sumsel) - Juara bertahan Alexander Zverev melaju ke final Citi Terbuka dengan kemenangan 6-2 6-4 atas petenis Yunani Stefanos Tsitsipas di Washington pada Sabtu (Minggu WIB).

Petenis nomor tiga dunia Zverev membutuhkan 87 menit untuk memenangi pertandinganya yang ke-40 sepanjang tahun ini.

Zverev, petenis Jerman itu hanya kehilangan satu poin pada servis pertamanya dan banyak diuntungkan oleh buruknya servis pertama lawannya yang merupakan unggulan ke-10 itu, terutama pada set pertama.

Berbeda dengan set pertama, set kedua berlangsung lebih ketat. Tsitsipas berhasil memberikan perlawanan, mendaratkan 65 persen dari servis pertama dan menggunakannya untuk bergerak lebih dekat ke garis baseline dan berhasil menggagalkan upaya Zverev menyerang dari bola pertama.

Namun saat kedudukan imbang 4-4 pada set kedua, Zverev berhasil bangkit untuk mengend alikan pertandingan untuk merebut dua set terakhir dan sebuah pukulan forehand Tsitsipas yang menyangkut di net mengakhiri pertandingan.

"Saya melihat dia mulai lelah," kata Zverev kepada Tennis Channel.

"Saya kira cuaca panas ikut membantu saya dalam meraih kemenangan ini. Saya melihat dia berkali-kali menepuk jidatnya," kata Zverev.

Di partai final, Minggu (Senin WIB), Zverev akan berusaha meraih gelar juara ketiga tahun ini dengan menghadapi pemenang antara Andrey Rublev dari Rusia atau Alex de Minaur dari Australia.

Rublev dan de Minaur dijadwalkan untuk memainkan semi final mereka pada hari Sabtu (Minggu WIB).

Rublev, unggulan ke-16, pada pertandingan perempat-final sebelumnya menyingkirkan petenis Amerika Seriat Denis Kudla 6-1 6-4..

Usai meraih kemenangan kesembilan beruntun di turnamen Citi Terbuka itu, Zverev mengkritik panitia karena menjadwalkan pertandingan semifinalnya pada sore hari setelah memainkan pertandingan malam sebelumnya.

"Anda selalu dijadwalkan bermain malam sepanjang minggu dan kemudian tiba-tiba bermain siang hari pukul 14.00 pada semifinal," kata petenis Jerman itu.

"Pada pertandingan semi-final Anda ingin bermain dengan kondisi yang sama, dengan irama yang sama yang Anda miliki dan tiba-tiba Anda harus bermain dalam cuaca terpanas sepanjang minggu," katanya.

"Kami baru bisa tidur pukul tiga sampai setengah empat subuh dan sekarang tiba-tiba kami harus bangun pukul sepuluh pagi dan kemudian bersiap-siap bermain," katanya.