Palembang (ANTARA Sumsel) - Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya kini memiliki laboratorium perdagangan (trading) bursa berjangka bekerja sama dengan perusahaan pialang berjangka PT Rifan Financindo Berjangka.
Rektor Universitas Sriwijaya Prof Anis Saggaf di Palembang, Jumat, mengatakan, kehadiran laboratorium Futures Trading Learning Center (FTLC) ini sesuai dengan konsep kampus modern saat ini yakni menempatkan komposisi 30 persen untuk praktek lapangan yang diberikan langsung oleh praktisi hingga pemangku kebijakan.
"Tidak ada lagi cerita, hanya tahu teorinya saja. Jika mahasiswa teknik maka harus lihat dan pernah menggunakan mesinnya, begitu pula dengan mahasiswa ekonomi harus tahu bagaimana trading di lantai bursa," kata Anis seusai menandatanganan nota kesepahaman dengan Rifan Fincancindo Berjangka.
Pada acara yang turut dihadiri Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) Bachrul Chairi ini, Anis mengatakan, saat ini Bappepti sedang mencari cara untuk memasukkan kurikulum perdagangan berjangka ke universitas.
Pada prinsipnya Unsri sangat mendukung keinginan tersebut, seperti halnya permintaan Komnas HAM yang juga berharap kurikulum tentang Hak Asasi Manusia juga masuk dalam mata kuliah mahasiswa.
"Saat ini dunia sudah berubah, bahkan diprediksi dalam 10 tahun lantai bursa akan sepi karena semua trading dilakukan secara online. Artinya, bursa bukan lagi sesuatu yang keramat, siapa saja bisa mengaksesnya," kata dia.
Ia mengatakan melalui keberadaan laboratorium ini diharapkan lulusan Unsri dapat siap pakai jika ingin bekerja di perusahaan pialang, sehingga akan memotong biaya traning pekerja.
Sebenarnya, target melahirkan lulusan siap pakai ini telah menjadi visi Unsri terkait upaya menangkal ancaman tenaga kerja dari negara-negara tetangga.
"Kampus-kampus terutama bidang medis di Indonesia kini sudah kalah dengan Philifina. Ini menjadi ancaman bagi kami. Oleh karena itu, Unsri mendorong mahasiswa S-1 Unsri untuk menyelesaikan kuliah dalam masa empat tahun. Tidak ada lagi cerita sampai kuliah tujuh tahun," kata Anis.
Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka Teddy Prasetya mengatakan, profesi sebagai pialang bursa berjangka ini dapat berlatar pendidikan apapun.
Hanya saja dibutuhkan keseriusan untuk mendalaminya mengingat terdapat sejumlah persyarat untuk menjadi pialang, salah satunya sertifikat pialang dari Bappepti.
"Saya sudah 17 tahun di bidang ini, semua dari beragam latar belakang. Ada dari Teknik, ada dari Fakultas Ekonomi, bahkan ada dari Kebidanan. Kemajuan seseorang sangat dipengaruhi keinginan untuk belajar," kata Teddy.
Menurut Teddy, untuk mempelajari bursa berjangka ini pada umumnya dibutuhkan waktu tiga bulan. Setelah masa satu tahun maka bisa dikatakan menjadi mahir karena dalam masa pembelajaran itu selalu didampingi mentor.
"Jika sudah dijalani, bisa dipastikan tidak mau berpindah lagi," kata Teddy, alumnus Unsri angkatan 1993 ini.
Berita Terkait
Rifan Financindo Berjangka Palembang catat kenaikan nasabah di saat pandemi
Rabu, 7 Juli 2021 20:10 Wib
Investasi di BBK alami puncak performa justru saat pandemi
Rabu, 31 Maret 2021 20:48 Wib
Investasi pedagangan berjangka komoditi tetap tumbuh selama pandemi
Rabu, 28 Oktober 2020 16:32 Wib
Rifan beri edukasi pialang kepada mahasiswa melalui FTLC
Jumat, 12 Oktober 2018 15:48 Wib
Rifan cetak volume transaksi lebih dari 800 ribu Lot
Rabu, 10 Oktober 2018 20:54 Wib
Pasar komiditas berjangka terus tumbuh di Palembang
Selasa, 25 September 2018 10:08 Wib
Nasabah RFB meningkat 22,41 persen
Sabtu, 22 September 2018 15:45 Wib
Rifan catat transaksi komoditas meningkat 629 persen
Rabu, 11 April 2018 19:59 Wib