Tren aksi teror alami penurunan

id bnpt, Badan Nasional Penanggulangan Terrorisme, tren aksi teror, mengalami penurunan, Brigjen Pol Hamidin

Tren aksi teror alami penurunan

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Grafis/Ist)

Bandung (Antarasumsel.com) - Badan Nasional Penanggulangan Terrorisme (BNPT) menyebut tren aksi teror yang terjadi di Indonesia saat ini mengalami penurunan signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dibandingkan dengan aksi teror beberapa tahun ke belakang.

"Ada dua indikator keberhasilan penurunan yakni dengan data kualitatif dan kuantitatif yang menurun," ujar Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamidin di Bandung, Selasa.

Hamid menjelaskan, secara kualitatif aksi teror bom kali ini dilakukan dengan menggunakan bom panci yang hanya berisi black powder atau bahan pembuat petasan dan disimpan baut serta paku di dalamnya
Berbeda ketika Jamaah Al Islamiyah yang saat itu menjadi momok menakutkan dengan merakit bom berdaya ledak tinggi dan keberanian untuk meledakkan diri sendiri.

"Mereka membuat bom dari bahan peledak dari 1,2 ton alumunium nitrat dan paling kecil 120 kg high exsplosif," katanya.

Selain itu, para pelaku teror saat ini tidak terlalu memiliki keberanian yang cukup saat akan meledakan bom. Pihaknya menemukan masih adanya rasa ragu dari para pelaku saat akan menjalankan aksinya.

"Dulu kematian menjadi sebagai tujuan, kita sebut Heri Gulun dan Asmar Latin Sani. Mati saat eksekusi, mati saat konfrontasi, dan mati saat aksi adalah tujuan. Sekarang penuh dengan keragu-raguan," kata dia.

Lanjut dia, dari segi kuantitatif, sepanjang 2016-2017 hanya terdapat enam rangkaian terorisme, di mana empat kasus di antaranya merupakan pelaku lama yang kembali beraksi.

"Kalau kita mundur ke belakang tahun 2002 sampai 2015 terdapat 1400 lebih kasus yang terjadi, orang-orang yang  pernah terlibat tindak pidana kasus terorisme," katanya.

Menurutnya, penurunan tersebut berkat penegakkan hukum yang kuat serta upaya antisipasi yang digalakkan pemerintah berhasil menekan ancaman terorisme sejak dini.
"Pendekatan penegakan hukum yang tidak hentinya, setiap orang yang terindikasi dan memiliki dua barang bukti langsung dicari dan ditangkap, ini mampu menghambat rencana para teroris," kata dia.