Jakarta (ANTARA) - Mantan narapidana terorisme yang terlibat pada kasus Bom Bali 1, Umar Patek mengatakan kemerdekaan sebaiknya dimaknai dengan komitmen untuk merdeka dari semua pemikiran radikalisme dan ekstremisme yang berbasis kekerasan.
“(Merdeka) melepas semua pemikiran kekerasan, dan berbalik untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang damai,” kata Umar di Surabaya, Rabu sebagaimana dikutip dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI diterima di Jakarta, Rabu.
Cara melepaskan diri dari ideologi kekerasan tersebut, kata Umar, adalah dengan mengisi kegiatan positif dan menyaring informasi yang mengarah kepada hal-hal negatif. Ia pun mengajak masyarakat meninggalkan pemikiran ekstrem dan kembali ke pangkuan NKRI.
Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI menjadi spesial bagi Umar karena ia bersyukur bisa merasakan euforia kemerdekaan bersama masyarakat, setelah bebas bersyarat dari Lapas Kelas 1 Surabaya pada 7 Desember 2022.
Umar turut aktif dalam kegiatan perlombaan perayaan HUT RI di lingkungan rumahnya. Meski dikenal sebagai mantan narapidana teroris dan buronan kelas dunia, Umar mengaku tidak malu atau canggung untuk berbaur dengan masyarakat sekitar.
Berita Terkait
118 narapidana kabur usai guyuran hujan deras
Jumat, 26 April 2024 16:25 Wib
Seorang ibu selamatkan balitanya dari serangan macan tutul
Kamis, 25 April 2024 16:18 Wib
Liga Arab desak DK PBB adopsi resolusi gencatan senjata di Gaza
Kamis, 25 April 2024 14:56 Wib
Inggris sebut perlu sistem pertahanan udara mirip kubah besi Israel
Kamis, 25 April 2024 11:30 Wib
Prabowo: Di dalam atau luar pemerintahan, kita berjuang untukrakyat
Rabu, 24 April 2024 19:15 Wib
LKBN ANTARA ajak wartawan Papua Barat angkat isu pemberitaan ekonomi
Rabu, 24 April 2024 15:42 Wib