Tito Karnavian ingatkan kewaspadaan terhadap terorisme harus tetap dijaga
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt.) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tito Karnavian bersyukur Indonesia terbebas dari serangan teroris pada tahun 2023, tetapi dia mengingatkan seluruh pihak tidak berdiam diri sebab kelompok terorisme masih bergerak aktif.
“Kita bersyukur serangan teror kekerasan hampir zero (nihil) saat ini, tapi kita jangan berdiam diri karena the community is working, komunitasnya masih tetap ada dan mereka terus bekerja, membangun jejaring,” ujar Tito saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) 2024 di Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan itu, Plt. Menko Polhukam menyarankan kepada BNPT untuk membuat program pencegahan yang lebih sistematis berbasis keilmuan. Dalam hal ini, Tito menilai perlu adanya program yang disesuaikan dengan tingkatan terpapar seseorang dengan terorisme.
“Yang pertama saya lihat, program untuk para rekruter, mereka yang sudah terekspos paham takfiri dan salafi jihadi (ideologi yang mengarah kepada terorisme), maka dibuat program deradikalisasi, yaitu mereka yang sudah radikal dinetralisir kembali menjadi moderat,” tuturnya.
“Kita bersyukur serangan teror kekerasan hampir zero (nihil) saat ini, tapi kita jangan berdiam diri karena the community is working, komunitasnya masih tetap ada dan mereka terus bekerja, membangun jejaring,” ujar Tito saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) 2024 di Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan itu, Plt. Menko Polhukam menyarankan kepada BNPT untuk membuat program pencegahan yang lebih sistematis berbasis keilmuan. Dalam hal ini, Tito menilai perlu adanya program yang disesuaikan dengan tingkatan terpapar seseorang dengan terorisme.
“Yang pertama saya lihat, program untuk para rekruter, mereka yang sudah terekspos paham takfiri dan salafi jihadi (ideologi yang mengarah kepada terorisme), maka dibuat program deradikalisasi, yaitu mereka yang sudah radikal dinetralisir kembali menjadi moderat,” tuturnya.