Penderita DBD di Sumsel capai 1.120 orang

id dbd, penderita dbd, demam berdarah dengue, dinas kesehatan sumsel, lesty nuraini

Penderita DBD di Sumsel capai 1.120 orang

Ilustrasi - Sejumlah pasien Demam Berdarah dirawat di salah satu lokal di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang, Sumsel. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/16/den)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Penderita demam berdarah dengue di Provinsi Sumatera Selatan pada musim hujan beberapa bulan terakhir terus bertambah, berdasarkan data hingga Februari 2016 ini mencapai 1.120 orang.

Upaya untuk mencegah kejadian luar biasa demam berdarah dengue (DBD), mengingat jumlah penderita yang meninggal dunia hingga kini telah mencapai 14 orang, pihaknya berupaya menggalakkan pengendalian wabah penyakit tersebut, kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini, di Palermbang, Selasa.

Penderita DBD yang meninggal dunia itu berasal dari Kota Palembang, Pagaralam, serta Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Lubuklinggau, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.

Masyarakat yang berada di kabupaten dan kota yang tergolong cukup banyak penderita DBD dan sudah ada yang meninggal dunia, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan atas ancaman penularan penyakit yang virusnya disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu, katanya lagi.

Dia menjelaskan, upaya yang paling efektif untuk menekan angka kasus DBD dengan melibatkan seluruh masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah atau tempat aktivitas lainnya.

Beberapa langkah PSN itu, yakni dengan menguras, membersihkan, menutup dan memberikan larvasida pada bak penampungan air, membersihkan saluran air, mengubur barang bekas yang bisa menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk.

Tindakan tersebut dibarengi dengan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan dapat menjadi tindakan pencegahan secara maksimal, dan masyarakat bisa melakukan tindakan cepat dan tepat jika mengetahui dirinya atau anggota keluarganya terkena DBD.

Penderita DBD dapat ditangani dengan baik jika cepat mendapatkan penangan medis, begitupula sebaliknya berdasarkan pengalaman selama ini jika terlambat diobati bisa mengakibatkan penderitanya meninggal dunia, kata dia pula.