BSM bidik perusahaan penjual pasir dan tanah

id bsm, bank syariah mandiri, penyaluran pembiayaan, kredit, kepala cabang bsm, kemas erwan, penjual pasir, pasir, tanah

BSM bidik perusahaan penjual pasir dan tanah

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Palembang membidik perusahaan jasa penjual pasir dan tanah untuk menyalurkan pembiayaan karena berprospek hingga tiga tahun mendatang karena kota ini sedang gencar membangun infrastruktur penunjang Asian Games 2018.

Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Kemas Erwan di Palembang, Rabu, mengatakan, beberapa nasabah sudah menerima pengucuran pembiayaan berkisar Rp1 miliar---Rp2 miliar untuk modal kerja pengangkutan pasir dan tanah melalui sungai.

"Umumnya meminta pembiayaan untuk pembelian tongkang karena harganya yang relatif mahal. Untuk tongkang dengan panjang 100 fit saja harganya berkisar Rp2 miliar," ujar dia.

Ia mengemukakan, perkembangan sektor infrastruktur ini memberikan angin segar bagi kalangan perbankan di tengah pelemahan ekonomi dalam negeri.

"Untuk sektor lain, perusahaan terpaksa sangat selektif karena sangat rawan terjadi gagal membayar. Tapi untuk sektor infrastruktur justru sebaliknya," kata dia.

Ia menambahkan, belum lama ini BSM terpaksa merestrukturisasi sejumlah pembiayaan petani karet karena mengalami kesulitan membayar ansuran terkait pelemahan ekonomi global.

Penjadwalan ulang masa pembiayaan menjadi pilihan terbaik agar untuk menjaga likuiditas perbankan.

"Bank tentunya harus mempertimbangkan juga kondisi saat ini. Saat meminjam untuk pembiayaan pembelian bibit dan pupuk tersebut, petani berasumsi harga karet Rp14 ribu per kg, tapi kini sudah anjlok di kisaran Rp4 ribu per kg," kata dia.

Ia menerangkan, dengan mengurangi jumlah ansuran per bulan dan menambah masa pengembalian ini membuat petani dapat melunasi kewajibannya.

"Sejauh ini langkah yang diambil BSM cukup efektif dengan ditandai rasio kredit macet yang masih dibawah 5 atau sesuai acuan Otoritas Jasa Keuangan," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan Laporan Kinerja Perekonomian Sumsel yang dirilis Bank Indonesia Wilayah VII Sumsel dan Bangka Belitung diketahui bahwa pertumbuhan perbankan per Agustus 2015 mengalami perlambatan dari sisi kredit.

Sedangkan dari sisi aset, perbankan yang bergerak di Sumsel mengalami pertumbuhan hingga 14,2 persen, dan Dana Pihak Ketiga naik 10,2 persen.

Sementara, LDR (perbandingan dana yang dihimpun dengan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit) mencapai 146,04 persen, dan NPL (rasio kredit macet) 2,98 persen (batas ambang 5 persen).