Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat provinsi tersebut mengalami inflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada November 2025.
"Perkembangan harga di Sumsel pada November 2025, terjadi inflasi sebesar 0,02 persen secara mtm dibandingkan Oktober 2025," kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Senin.
Ia menjelaskan dari total 11 kelompok pengeluaran, sebanyak 9 kelompok mengalami kenaikan dan dua lainnya mengalami penurunan.
Untuk kelompok pengeluaran sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya itu menjadi penyumbang utama inflasi bulanan Sumsel dengan andil 0,03 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yaitu emas perhiasan.
Kemudian, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,07 persen.
Serta, kelompok pengeluaran transportasi mengalami penurunan indeks sebesar 0,12 persen dengan andil deflasi 0,02 persen.
"Lima komoditas utama penyumbang inflasi November 2025 terbesar adalah cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, wortel dan ikan gabus," jelasnya.
Meski demikian, tingkat inflasi bulanan Sumsel pada November 2025 itu jauh lebih rendah dibandingkan November 2024 yang sebesar 0,58 persen.
BPS juga mencatat Sumsel juga mengalami inflasi sebesar 2,91 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dorongan terbesar untuk inflasi tahunan Sumsel bersumber dari perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 1,29 persen dan inflasi 16,78 persen.
Selain itu, terdapat kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan kontribusi terhadap inflasi 1,26% dan perubahan harga sebesar 4,18%.
“Apabila dilihat komoditas -komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar di November yaitu, emas perhiasan, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras,” kata Wahyu.