Palembang (ANTARA) - Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto menjawab adanya fenomena blur atau mengaburkan tayangan kartun di televisi dalam beberapa tahun terakhir.
Ditemui saat menghadiri sosialisasi di Palembang pada Kamis (11/7), Rommy Fibri mengatakan fenomena mengaburkan tayangan kartun dilakukan oleh pihak stasiun televisi sendiri
Fenomena mengaburkan tayangan kartun di televisi yang sempat ramai dibahas yakni pada karakter Shizuka dalam kartun Doraemon dan karakter Sandy dalam kartun Spongebob Squarepants.
."LSF tidak pernah nge-blur kartun pakai bikini, tidak pernah nge-blur kartun Shizuka, Sandy Spongebob segala macam itu gak. Sama sekali LSF gak. Itu tv-nya sendiri.” kata Rommy.
Tindakan mengaburkan kartu kegemaran generasi 90-an ini mulai dilakukan sekitar tahun 2020. Rommy menambahkan stasiun televisi seharusnya tidak perlu mengaburkan kedua karakter kartun tersebut, sehingga masyarakat akan lebih nyaman saat menonton.
"LSF melihat kalau kartun pakai bikini di pantai, ya pas. Ini animasi yang tidak menimbulkan syahwat, maka tidak ada masalah. Tapi tv yang bersangkutan yang kemudian melakukan over protektif melalui blur. Jadi LSF tidak, KPI juga tidak." kata Rommy.
Menurut Rommy, pihak televisi saat ini menjadi lebih berhati-hati dibandingkan dulu untuk menghindari teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Mereka merasa QC (Quality Control) bekerja terlalu ketat, terlalu hati-hati. Karena kalau mereka kecolongan gambar misalnya, mereka akan ditehur oleh KPI. Mereka takut, daripada takut ya sudah diblur saja. Jadi lebih ke situ." tutup Rommy.