New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) dipicu pernyataan dovish Gubernur Federal Reserve Christopher Waller yang mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga lebih jauh mungkin tidak diperlukan.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,45 persen menjadi 102,7465.
Indeks Kepercayaan Konsumen pada November yang dilaporkan oleh The Conference Board pada Selasa (28/11/2023) melampaui ekspektasi sebelumnya dan angka revisi bulan Oktober.
Pada saat yang sama, Waller menyampaikan kemungkinan penurunan suku bunga jika inflasi tetap berada dalam tren menurun dalam jangka waktu lama, yang menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS.
Sementara itu, Gubernur Fed Michelle Bowman tetap bersikap hawkish dengan mengatakan bahwa menurutnya The Fed harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen pada waktu yang tepat.
Namun, perubahan nada bicara Waller tampaknya lebih mempengaruhi pasar karena investor tidak memperkirakan The Fed akan memilih untuk menaikkan suku bunga, dikutip dari Xinhua.
Selain itu, Presiden Bank Sentral Chicago Austan Goolsbee mengatakan ia yakin inflasi secara keseluruhan akan turun dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sejak 1950-an.
Presiden Fed New York John Williams juga merasa gembira dengan penurunan inflasi dan mengatakan bahwa The Fed tetap berkomitmen untuk mengembalikan inflasi sesuai target.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0990 dolar AS dari 1,0956 setelah komentar mengejutkan dari anggota Bank Sentral Eropa (ECB) Joachim Nagel yang mengatakan bahwa ECB mungkin mempertimbangkan untuk melepas portofolio obligasi bersejarahnya. Pound Inggris naik ke 1,2698 dolar AS dari 1,2631 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 147,4240 yen Jepang, lebih rendah dari 148,6250 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8777 franc Swiss dari 0,8802 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS melemah menjadi 1,3568 dolar Kanada dari 1,3623 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 10,3320 krona Swedia dari 10,4226 krona Swedia.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,45 persen menjadi 102,7465.
Indeks Kepercayaan Konsumen pada November yang dilaporkan oleh The Conference Board pada Selasa (28/11/2023) melampaui ekspektasi sebelumnya dan angka revisi bulan Oktober.
Pada saat yang sama, Waller menyampaikan kemungkinan penurunan suku bunga jika inflasi tetap berada dalam tren menurun dalam jangka waktu lama, yang menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS.
Sementara itu, Gubernur Fed Michelle Bowman tetap bersikap hawkish dengan mengatakan bahwa menurutnya The Fed harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen pada waktu yang tepat.
Namun, perubahan nada bicara Waller tampaknya lebih mempengaruhi pasar karena investor tidak memperkirakan The Fed akan memilih untuk menaikkan suku bunga, dikutip dari Xinhua.
Selain itu, Presiden Bank Sentral Chicago Austan Goolsbee mengatakan ia yakin inflasi secara keseluruhan akan turun dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sejak 1950-an.
Presiden Fed New York John Williams juga merasa gembira dengan penurunan inflasi dan mengatakan bahwa The Fed tetap berkomitmen untuk mengembalikan inflasi sesuai target.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,0990 dolar AS dari 1,0956 setelah komentar mengejutkan dari anggota Bank Sentral Eropa (ECB) Joachim Nagel yang mengatakan bahwa ECB mungkin mempertimbangkan untuk melepas portofolio obligasi bersejarahnya. Pound Inggris naik ke 1,2698 dolar AS dari 1,2631 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 147,4240 yen Jepang, lebih rendah dari 148,6250 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8777 franc Swiss dari 0,8802 franc Swiss.
Selanjutnya, dolar AS melemah menjadi 1,3568 dolar Kanada dari 1,3623 dolar Kanada dan dolar AS melemah menjadi 10,3320 krona Swedia dari 10,4226 krona Swedia.