Purwakarta (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat menyebutkan ratusan hektare areal persawahan di daerah ini mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El Nino tahun 2023 ini.
"Luas areal sawah yang kekeringan saat ini mencapai 110 hektare," kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta Sri Jaya Midan, di Purwakarta, Selasa.
Ia menyampaikan bahwa areal sawah mengalami kekeringan sebagai dampak musim kemarau.
Seluas 110 hektare areal persawahan yang mengalami kekeringan, terdapat areal sawah yang mengalami puso, seluas sekitar 8 hektare.
Areal sawah yang kekeringan itu tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan kekeringan terparah hingga mengalami puso terjadi di Kecamatan Darangdan.
Menurut dia, meski terdapat ratusan hektare sawah yang kekeringan, jika dilihat dari persentasenya, jumlah luasannya masih sedikit. Sebab 110 hektare sawah yang kekeringan itu merujuk pada standing crop atau luasan pertanaman saat ini.
Untuk standing crop yang ada di Purwakarta mencapai 8.742 hektare. Terdiri atas 2.486 hektare standing crop untuk bulan Juni, 2.376 hektare standing crop untuk bulan Juli, 2.087 hektare standing crop untuk bulan Agustus, serta 1.793 hektare standing crop untuk bulan September.
"Jadi, yang terdampak kekeringan hanya 110 hektare dari 8.742 ha standing crop yang ada. Sawah yang puso juga persentasenya hanya 0,001 persen dari standing crop," kata Midan.
Total luas lahan baku sawah di Purwakarta mencapai 17.970 hektare. Dari luasan itu, 6.586 hektare di antaranya tadah hujan, dan sisanya areal persawahan semi irigasi teknis.
Ia menyebutkan, jika ada areal sawah yang kekeringan atau puso, angkanya sedikit, sehingga, tidak akan mengganggu hasil produksi untuk pencatatan data di 2024 mendatang.
"Luas areal sawah yang kekeringan saat ini mencapai 110 hektare," kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta Sri Jaya Midan, di Purwakarta, Selasa.
Ia menyampaikan bahwa areal sawah mengalami kekeringan sebagai dampak musim kemarau.
Seluas 110 hektare areal persawahan yang mengalami kekeringan, terdapat areal sawah yang mengalami puso, seluas sekitar 8 hektare.
Areal sawah yang kekeringan itu tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan kekeringan terparah hingga mengalami puso terjadi di Kecamatan Darangdan.
Menurut dia, meski terdapat ratusan hektare sawah yang kekeringan, jika dilihat dari persentasenya, jumlah luasannya masih sedikit. Sebab 110 hektare sawah yang kekeringan itu merujuk pada standing crop atau luasan pertanaman saat ini.
Untuk standing crop yang ada di Purwakarta mencapai 8.742 hektare. Terdiri atas 2.486 hektare standing crop untuk bulan Juni, 2.376 hektare standing crop untuk bulan Juli, 2.087 hektare standing crop untuk bulan Agustus, serta 1.793 hektare standing crop untuk bulan September.
"Jadi, yang terdampak kekeringan hanya 110 hektare dari 8.742 ha standing crop yang ada. Sawah yang puso juga persentasenya hanya 0,001 persen dari standing crop," kata Midan.
Total luas lahan baku sawah di Purwakarta mencapai 17.970 hektare. Dari luasan itu, 6.586 hektare di antaranya tadah hujan, dan sisanya areal persawahan semi irigasi teknis.
Ia menyebutkan, jika ada areal sawah yang kekeringan atau puso, angkanya sedikit, sehingga, tidak akan mengganggu hasil produksi untuk pencatatan data di 2024 mendatang.