Menyelamatkan Pulau Semambu dari kekeringan

id Karhutla,semambu,Pertamina,pertamina patra niaga,csr pertamina

Menyelamatkan Pulau Semambu dari kekeringan

Warga Semambu panen di lahan yang distribusi air bersihnya melalui teknologi Spider Web Irigation System (SWIS). (ANTARA/A Rafli Baiduri)

Palembang (ANTARA) - Air memiliki peranan sangat penting bagi manusia, karena kehadirannya memainkan peranan sentral dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari kebutuhan industri, keseimbangan alam, hingga kebutuhan rumah tangga.

Namun, ketersediaan air bersih menjadi permasalahan utama bagi warga di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel). Setiap tahunnya, saat memasuki musim kemarau, mereka kesulitan mendapatkan air bersih.

Selain sulit mendapatkan air bersih, kawasan desa itu merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan gambut terluas di Kabupaten Ogan Ilir dan kerap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sehingga mengganggu aktivitas warga setempat.

Mayoritas pekerjaan warga itu menjadi seorang petani. Karena desa itu juga identik juga dengan lahan yang kekeringan yang mengakibatkan lahan sulit ditanami dan menghambat roda perekonomian di desa Pulau Semambu.

Salah seorang warga Pulau Semambu Agus Warsito mengatakan mereka saat sulit mendapatkan air bersih. Bahkan, untuk membersihkan diri mereka harus menempuh jarak cukup jauh dari desa.

Untuk memasak makanan dan minum saja mereka harus membeli air galon senilai Rp5.000 per galon yang membuat pengeluaran dari keluarga mereka cukup membengkak.

Selain itu, anak-anak sekolah harus membawa air sebanyak 1,5 liter untuk hanya sekadar mencuci tangan atau membuang air saat mereka sedang bersekolah.

"Kami tidak punya pilihan lain. Sumur biasa mengering, sedangkan air dari sungai tidak layak,” ujarnya.


Sinergi Semambu

Pada tahun 2022, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan menghadirkan program yang bertajuk Sinergi Semambu yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialami warga Pulau Semambu.

Sr Supervisor HSSE dan Fleet Safety IT Palembang Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Catur Yogi Prasetyo mengatakan program itu berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat desa yang ditindaklanjuti dengan pengelolaan sektor pertanian, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Sebagai langkah awal, Pertamina menggagas program pendistribusian air bersih untuk lahan para petani dengan teknologi Spider Web Irigation System (SWIS) yang berbasis tenaga surya. Teknologi ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat Desa Pulau Semambu, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun mendukung produktivitas pertanian.

Dalam memperkuat sektor pertanian, Pertamina juga membantu penataan rumah pembibitan serta perapihan kandang ternak sebagai penunjang produktivitas dengan memberikan 5 hewan ternak untuk dikembang biakan menjadi sumber pangan. Selain itu, Pertamina memberikan pelatihan kewirausahaan agar masyarakat mampu mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah. Beberapa produk yang tengah dikembangkan ialah keripik daun kemangi, keripik bayam krispi, akar kelapa, getas, keripik singkong balado, tiwul, dan bandrek.


Menuju Kemandirian

Dengan hadirnya program tersebut, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Pulau Semambu Purnadi menyampaikan rasa syukurnya karena tidak lagi mengalami kesulitan untuk menyirami pertaniannya seperti beberapa tahun lalu.

“Sebelumnya kami kesulitan mendapatkan air untuk lahan pertanian. Sekarang, dengan adanya SWIS, lahan lebih mudah diairi dan hasil panen kami menjadi lebih baik," katanya.

Tidak hanya untuk pertanian, kebutuhan air untuk sehari-hari di rumah masyarakat juga dapat terpenuhi, baik untuk mandi dan cuci maupun untuk dimasak sebagai air minum, karena sudah ditambahkan filtrasi untuk menjernihkan airnya.

Keberadaan SWIS membuat pertanian warga lebih berhasil, dimana jumlah panen meningkat dari hanya 6 kali dalam setahun menjadi 12 kali dalam setahun. Bahkan hasil pertanian kini mampu memasok sekitar 70 persen kebutuhan pangan di kota Palembang.

Selain itu, pendistribusian air juga berkontribusi pada penurunan kasus karhutla. Berdasarkan laporan lokal, luas lahan terdampak kebakaran di Desa Pulau Semambu turun dari 27,5 hektare tahun 2023 menjadi 3 hektare pada bulan Juli 2025, hal ini terjadi seiring dengan pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian serta tersedianya cadangan air yang memadai untuk pemadaman saat terjadi potensi kebakaran.

Program Sinergi Semambu menjadi bukti bahwa inovasi teknologi dan pendampingan sosial mampu meningkatkan kualitas hidup warga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.