Jakarta (ANTARA) - Walaupun bekerja secara hybrid lebih memberikan fleksibilitas, hal ini juga membawakan tantangan-tantangan baru baik bagi perusahaan-perusahaan atau pun bagi para karyawan untuk dapat menciptakan lingkungan kerja terbaik di masa normal baru.
Pada masa awal pandemi, dunia berdebat lewat berita dan media sosial tentang mana yang lebih baik, bekerja dari rumah atau kantor. Saat ini, dapat dilihat bahwa hybrid working akan tetap dilakukan, bahkan setelah pembatasan sosial dilonggarkan.
Hybrid working memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja baik dari kantor dan rumah. Sekitar 85 persen karyawan Indonesia meminta fleksibilitas pasca-pandemi terhadap lokasi dan jam kerja, dan 53 persen dari karyawan percaya bahwa pengaturan tempat kerja yang fleksibel akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Meskipun pekerjaan lebih banyak terselesaikan saat berada di rumah, para responden cenderung bekerja lembur.
Berdasarkan penelitian Logitech baru-baru ini, 55 persen perusahaan dengan karyawan lebih dari 10.000 mengatakan bahwa mereka bekerja melebihi jam kerja saat berada di rumah. Mereka yang berperan sebagai kontributor individu lebih sering lembur di rumah (52 persen) dibandingkan mereka yang berada di C-level (33 persen).
Video Collaboration Lead Logitech Indonesia Bayu Eko Susetio dalam keterangannya diterima di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa sesungguhnya banyak pekerja yang merasa lebih terbebani dengan perubahan ini, karena tidak memberikan batasan yang jelas antara pekerjaan dan waktu di rumah.
"Ritme kerja yang biasanya dilakukan semakin terganggu dengan adanya jadwal kerja hybrid. Maka dari itu, perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah terbaik untuk memaksimalkan trend yang ada terhadap objektif perusahaan,” jelas Bayu.
Kenyataannya, pertemuan atau meeting secara virtual akan terus menjadi hal yang penting terhadap kolaborasi dan koneksi sosial dengan semakin banyaknya orang yang bekerja jarak jauh. Pada bulan-bulan mendatang, isu yang dihadapi perusahaan bukanlah mengurangi konferensi video, namun menemukan cara terbaik untuk mengelola fungsinya serta menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga dapat menghasilkan produktivitas dan efektivitas maksimum.
Model kerja hybrid – di mana karyawan dapat berpindah antar kedua lokasi – merupakan cara terbaik untuk memastikan pekerjaan berhasil melalui penyatuan semua manfaat dunia yang baru dengan energi kolaboratif sosial yang lama.
Tidak heran bahwa penelitian Logitech yang sama menemukan 71 persen perusahaan berencana untuk mengizinkan karyawan bekerja secara hybrid kedepannya, walaupun masih ada beberapa orang yang merindukan hiruk-pikuk tempat kerja.
Maka dari itu, berikut adalah tujuh strategi terbaik bagi perusahaan untuk meningkatkan kondisi kerja di rumah karyawan dari mana pun mereka bekerja sekarang, baik itu hybrid atau pun sepenuhnya bekerja dari jarak jauh berdasarkan penelitian Logitech.
1. Ruang pertemuan yang didukung oleh video
Selama masa pandemi, perusahaan telah melihat video sebagai solusi efektif untuk mendukung kebutuhan meeting ketika tim tidak dapat hadir di tempat. Hal tersebut juga populer di kalangan pengguna langsung, 78 persen pengguna dari peserta meeting lebih memilih untuk mengikuti meeting video dibandingkan meeting dengan audio saja.
Dengan demikian, ruang meeting yang didukung oleh teknologi video sangat penting untuk mengakomodasi kolaborasi antara karyawan yang bekerja dari jarak jauh dan dari kantor.
Langkah selanjutnya untuk memaksimalkan potensi teknologi video pada kegiatan meeting meliputi penyesuaian anggaran terhadap ruang meeting yang dilengkapi teknologi video, serta memperkenalkan perangkat pengaturan jarak jauh seperti Logitech Sync guna menjaga agar teknologi yang dipakai selalu terbaharui.
2. Lengkapi ruang kerja jarak jauh selayaknya kantor
Berinvestasi pada ruang kerja jarak jauh seperti halnya meja kerja di kantor. Perusahaan dapat menstandarisasi pengaturan kerja jarak jauh agar mudah dilakukan, nyaman, serta mendukung produktivitas yang maksimal.
Pastikan bahwa karyawan dapat terlihat dan terdengar pada saat meeting video-terlepas dari suara bising di belakang-dengan menggunakan webcam khusus dan headset yang mampu meredam suara bising. Melakukan investasi terhadap teknologi dengan standar pekantoran yang mudah digunakan secara langsung dapat meningkatkan keterlibatan, kolaborasi, dan produkitvitas pekerja.
3. Membuat meeting lebih inklusif
Dengan semakin banyaknya karyawan yang bekerja dari jarak jauh, perusahaan harus fokus untuk membuat meeting lebih inklusif. Peserta jarak jauh dapat merasa seperti ‘masyarakat kelas dua’ saat berada dalam panggilan video bersama rekan di kantor.
Mereka kehilangan interaksi penting di dalam ruangan atau mungkin kesulitan untuk mengikuti alur meeting. Memastikan semua karyawan merasa terlibat dan setara merupakan hal yang penting untuk menjaga kolaborasi efektif di situasi kerja hybrid.
Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memanfaatkan teknologi seperti platform konferensi video modern yang memungkinkan interaksi tanpa hambatan baik untuk karyawan di kantor maupun jarak jauh.
4. Penetapan batasan waktu kerja dan tenggat waktu
Tanpa adanya perjalan pulang-pergi yang harus dilakukan, pekerjaan dapat dengan mudah terbawa hingga melewati akhir jam kerja. Perusahaan dapat memberikan pedoman bagi karyawan untuk menetapkan batasan ketat antara waktu kerja dan personal.
5. Jadwalkan ‘hari konsentrasi’ secara reguler
Penetapan jadwal ini akan mendukung pekerja untuk menjauhi platform komunikasi dan menetapkan jadwal di kalender terlebih dahulu untuk memberi mereka hari tanpa gangguan pertemuan guna menyelesaikan tugas-tugas yang penting.
6. Investasi terhadap karyawan
Apabila perusahaan mengurangi kebutuhan kantor fisik untuk memenuhi cara kerja hybrid, pengeluaran yang dihemat dapat diinvestasikan untuk mendukung karyawan melalui program pelatihan yang lebih banyak atau menyediakan perlengkapan yang lebih baik seperti (meja dan kursi yang nyaman, webcam/headset standar perusahaan) dan mendukung karyawan untuk memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang baru.
7. Jaga agar budaya perusahaan tetap hidup
Dengan mempertahankan aktivitas-aktivitas sosial seperti team bonding, team-building secara teratur, atau kegiatan sepele seperti minum kopi bersama di pagi hari.
Walaupun implementasinya terbilang sukses, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tempat kerja kantor, rumah, dan hybrid yang modern.
Saat ini, bisnis memiliki peluang besar untuk mendapatkan performa terbaik dari tim dengan membuat hidup mereka lebih mudah. Dengan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat membuat karyawan sukses, perusahaan dapat menyempurnakan kegiatan operasinya untuk mencapai efisiensi dan memastikan kepuasan karyawan pada waktu yang bersamaan.
“Hal ini memerlukan fokus perencanaan yang matang dan penerapan solusi yang memberikan karyawan kekuatan untuk mencapai potensi penuh mereka – karena saat karyawan berhasil, maka pekerjaan juga akan berhasil,” pungkas Bayu.
Pada masa awal pandemi, dunia berdebat lewat berita dan media sosial tentang mana yang lebih baik, bekerja dari rumah atau kantor. Saat ini, dapat dilihat bahwa hybrid working akan tetap dilakukan, bahkan setelah pembatasan sosial dilonggarkan.
Hybrid working memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja baik dari kantor dan rumah. Sekitar 85 persen karyawan Indonesia meminta fleksibilitas pasca-pandemi terhadap lokasi dan jam kerja, dan 53 persen dari karyawan percaya bahwa pengaturan tempat kerja yang fleksibel akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Meskipun pekerjaan lebih banyak terselesaikan saat berada di rumah, para responden cenderung bekerja lembur.
Berdasarkan penelitian Logitech baru-baru ini, 55 persen perusahaan dengan karyawan lebih dari 10.000 mengatakan bahwa mereka bekerja melebihi jam kerja saat berada di rumah. Mereka yang berperan sebagai kontributor individu lebih sering lembur di rumah (52 persen) dibandingkan mereka yang berada di C-level (33 persen).
Video Collaboration Lead Logitech Indonesia Bayu Eko Susetio dalam keterangannya diterima di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa sesungguhnya banyak pekerja yang merasa lebih terbebani dengan perubahan ini, karena tidak memberikan batasan yang jelas antara pekerjaan dan waktu di rumah.
"Ritme kerja yang biasanya dilakukan semakin terganggu dengan adanya jadwal kerja hybrid. Maka dari itu, perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah terbaik untuk memaksimalkan trend yang ada terhadap objektif perusahaan,” jelas Bayu.
Kenyataannya, pertemuan atau meeting secara virtual akan terus menjadi hal yang penting terhadap kolaborasi dan koneksi sosial dengan semakin banyaknya orang yang bekerja jarak jauh. Pada bulan-bulan mendatang, isu yang dihadapi perusahaan bukanlah mengurangi konferensi video, namun menemukan cara terbaik untuk mengelola fungsinya serta menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga dapat menghasilkan produktivitas dan efektivitas maksimum.
Model kerja hybrid – di mana karyawan dapat berpindah antar kedua lokasi – merupakan cara terbaik untuk memastikan pekerjaan berhasil melalui penyatuan semua manfaat dunia yang baru dengan energi kolaboratif sosial yang lama.
Tidak heran bahwa penelitian Logitech yang sama menemukan 71 persen perusahaan berencana untuk mengizinkan karyawan bekerja secara hybrid kedepannya, walaupun masih ada beberapa orang yang merindukan hiruk-pikuk tempat kerja.
Maka dari itu, berikut adalah tujuh strategi terbaik bagi perusahaan untuk meningkatkan kondisi kerja di rumah karyawan dari mana pun mereka bekerja sekarang, baik itu hybrid atau pun sepenuhnya bekerja dari jarak jauh berdasarkan penelitian Logitech.
1. Ruang pertemuan yang didukung oleh video
Selama masa pandemi, perusahaan telah melihat video sebagai solusi efektif untuk mendukung kebutuhan meeting ketika tim tidak dapat hadir di tempat. Hal tersebut juga populer di kalangan pengguna langsung, 78 persen pengguna dari peserta meeting lebih memilih untuk mengikuti meeting video dibandingkan meeting dengan audio saja.
Dengan demikian, ruang meeting yang didukung oleh teknologi video sangat penting untuk mengakomodasi kolaborasi antara karyawan yang bekerja dari jarak jauh dan dari kantor.
Langkah selanjutnya untuk memaksimalkan potensi teknologi video pada kegiatan meeting meliputi penyesuaian anggaran terhadap ruang meeting yang dilengkapi teknologi video, serta memperkenalkan perangkat pengaturan jarak jauh seperti Logitech Sync guna menjaga agar teknologi yang dipakai selalu terbaharui.
2. Lengkapi ruang kerja jarak jauh selayaknya kantor
Berinvestasi pada ruang kerja jarak jauh seperti halnya meja kerja di kantor. Perusahaan dapat menstandarisasi pengaturan kerja jarak jauh agar mudah dilakukan, nyaman, serta mendukung produktivitas yang maksimal.
Pastikan bahwa karyawan dapat terlihat dan terdengar pada saat meeting video-terlepas dari suara bising di belakang-dengan menggunakan webcam khusus dan headset yang mampu meredam suara bising. Melakukan investasi terhadap teknologi dengan standar pekantoran yang mudah digunakan secara langsung dapat meningkatkan keterlibatan, kolaborasi, dan produkitvitas pekerja.
3. Membuat meeting lebih inklusif
Dengan semakin banyaknya karyawan yang bekerja dari jarak jauh, perusahaan harus fokus untuk membuat meeting lebih inklusif. Peserta jarak jauh dapat merasa seperti ‘masyarakat kelas dua’ saat berada dalam panggilan video bersama rekan di kantor.
Mereka kehilangan interaksi penting di dalam ruangan atau mungkin kesulitan untuk mengikuti alur meeting. Memastikan semua karyawan merasa terlibat dan setara merupakan hal yang penting untuk menjaga kolaborasi efektif di situasi kerja hybrid.
Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memanfaatkan teknologi seperti platform konferensi video modern yang memungkinkan interaksi tanpa hambatan baik untuk karyawan di kantor maupun jarak jauh.
4. Penetapan batasan waktu kerja dan tenggat waktu
Tanpa adanya perjalan pulang-pergi yang harus dilakukan, pekerjaan dapat dengan mudah terbawa hingga melewati akhir jam kerja. Perusahaan dapat memberikan pedoman bagi karyawan untuk menetapkan batasan ketat antara waktu kerja dan personal.
5. Jadwalkan ‘hari konsentrasi’ secara reguler
Penetapan jadwal ini akan mendukung pekerja untuk menjauhi platform komunikasi dan menetapkan jadwal di kalender terlebih dahulu untuk memberi mereka hari tanpa gangguan pertemuan guna menyelesaikan tugas-tugas yang penting.
6. Investasi terhadap karyawan
Apabila perusahaan mengurangi kebutuhan kantor fisik untuk memenuhi cara kerja hybrid, pengeluaran yang dihemat dapat diinvestasikan untuk mendukung karyawan melalui program pelatihan yang lebih banyak atau menyediakan perlengkapan yang lebih baik seperti (meja dan kursi yang nyaman, webcam/headset standar perusahaan) dan mendukung karyawan untuk memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang baru.
7. Jaga agar budaya perusahaan tetap hidup
Dengan mempertahankan aktivitas-aktivitas sosial seperti team bonding, team-building secara teratur, atau kegiatan sepele seperti minum kopi bersama di pagi hari.
Walaupun implementasinya terbilang sukses, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tempat kerja kantor, rumah, dan hybrid yang modern.
Saat ini, bisnis memiliki peluang besar untuk mendapatkan performa terbaik dari tim dengan membuat hidup mereka lebih mudah. Dengan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat membuat karyawan sukses, perusahaan dapat menyempurnakan kegiatan operasinya untuk mencapai efisiensi dan memastikan kepuasan karyawan pada waktu yang bersamaan.
“Hal ini memerlukan fokus perencanaan yang matang dan penerapan solusi yang memberikan karyawan kekuatan untuk mencapai potensi penuh mereka – karena saat karyawan berhasil, maka pekerjaan juga akan berhasil,” pungkas Bayu.