Sumatera Selatan (ANTARA) - Pelaksanaan ujian penilaian akhir tahun atau ujian akhir semester siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Palembang, Sumatera Selatan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Teknologi yang dimanfaatkan tersebut seperti aplikasi Google Form menggantikan pengisian soal secara manual di atas kertas, itu di antaranya dilaksanakan pada ujian penilaian akhir tahun siswa di SMP Negeri 9 Palembang, Senin.
"Setiap siswa kami diberikan soal untuk setiap mata pelajaran di Google Form yang diakses melalui gawai mereka masing-masing," kata Wakil Kurikulum SMP Negeri 9 Palembang Rina Andriana.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi Google Form pada ujian itu sesuai dengan kurikulum penyesuaian COVID-19 yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Dinas Pendidikan Kota Palembang.
Hanya saja, kata dia, bila sebelumnya siswa-siswi melaksanakan ujian dari rumah masing-masing tapi di tahun ini pelaksanaannya digelar secara langsung di sekolah dengan meminta persetujuan orang tua mereka terlebih dahulu.
"90 persen orang tua setuju anaknya melaksanakan ujian langsung di sekolah, ini merupakan inisiatif dari kami, supaya guru bisa mengukur kemandirian mereka ketimbang di rumah yang tidak bisa kami diawasi langsung," kata dia.
Ia menjelaskan, total peserta ujian sebanyak 380 orang siswa untuk Kelas VII dan sebanyak 378 Kelas VIII dengan 10 mata pelajaran.
Masing-masing mata pelajaran berdurasi 120 menit dengan jumlah pelajaran eksak 35 soal, non-eksak 40 soal terdiri atas soal pilihan ganda, pilihan kompleks, menjodohkan, dan esai.
Pelaksanaan ujian penilaian akhir tahun yang berlangsung hingga Jumat (10/6) itu dibagi dua sesi dan diawasi secara ketat oleh dua orang guru untuk 25 ruang kelas dan tetap menerapkan kepatuhan protokol kesehatan seperti masker dan gel antiseptik.
"Setiap siswa ini kami targetkan bisa mencapai kompetensi dasar dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 untuk bisa lulus ke tingkat selanjutnya, semoga semua berjalan lancar," ujarnya.
Di sisi lain, Rina berharap, pemerintah segera memutuskan setiap sekolah bisa kembali menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh guna meningkatkan kepercayaan diri anak dalam mengikuti aktivitas belajar.
"Sebab mereka cenderung kurang aktif saat belajar dan mengajar langsung ketimbang secara daring, apa lagi tampak kurang percaya diri saat berinteraksi dengan guru, jadi kami mendorong pemerintah bisa segera memutuskan pembelajaran kembali berlangsung secara penuh, supaya tumbuh kembang anak bisa maksimal," kata dia, seiring melandainya angka kasus COVID-19 dan ketercapaian vaksinasi pada kalangan anak-remaja di Palembang.
Teknologi yang dimanfaatkan tersebut seperti aplikasi Google Form menggantikan pengisian soal secara manual di atas kertas, itu di antaranya dilaksanakan pada ujian penilaian akhir tahun siswa di SMP Negeri 9 Palembang, Senin.
"Setiap siswa kami diberikan soal untuk setiap mata pelajaran di Google Form yang diakses melalui gawai mereka masing-masing," kata Wakil Kurikulum SMP Negeri 9 Palembang Rina Andriana.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi Google Form pada ujian itu sesuai dengan kurikulum penyesuaian COVID-19 yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Dinas Pendidikan Kota Palembang.
Hanya saja, kata dia, bila sebelumnya siswa-siswi melaksanakan ujian dari rumah masing-masing tapi di tahun ini pelaksanaannya digelar secara langsung di sekolah dengan meminta persetujuan orang tua mereka terlebih dahulu.
"90 persen orang tua setuju anaknya melaksanakan ujian langsung di sekolah, ini merupakan inisiatif dari kami, supaya guru bisa mengukur kemandirian mereka ketimbang di rumah yang tidak bisa kami diawasi langsung," kata dia.
Ia menjelaskan, total peserta ujian sebanyak 380 orang siswa untuk Kelas VII dan sebanyak 378 Kelas VIII dengan 10 mata pelajaran.
Masing-masing mata pelajaran berdurasi 120 menit dengan jumlah pelajaran eksak 35 soal, non-eksak 40 soal terdiri atas soal pilihan ganda, pilihan kompleks, menjodohkan, dan esai.
Pelaksanaan ujian penilaian akhir tahun yang berlangsung hingga Jumat (10/6) itu dibagi dua sesi dan diawasi secara ketat oleh dua orang guru untuk 25 ruang kelas dan tetap menerapkan kepatuhan protokol kesehatan seperti masker dan gel antiseptik.
"Setiap siswa ini kami targetkan bisa mencapai kompetensi dasar dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 untuk bisa lulus ke tingkat selanjutnya, semoga semua berjalan lancar," ujarnya.
Di sisi lain, Rina berharap, pemerintah segera memutuskan setiap sekolah bisa kembali menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh guna meningkatkan kepercayaan diri anak dalam mengikuti aktivitas belajar.
"Sebab mereka cenderung kurang aktif saat belajar dan mengajar langsung ketimbang secara daring, apa lagi tampak kurang percaya diri saat berinteraksi dengan guru, jadi kami mendorong pemerintah bisa segera memutuskan pembelajaran kembali berlangsung secara penuh, supaya tumbuh kembang anak bisa maksimal," kata dia, seiring melandainya angka kasus COVID-19 dan ketercapaian vaksinasi pada kalangan anak-remaja di Palembang.