Jakarta (ANTARA) - Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) menunjuk Candra Darusman, salah satu pendiri Yayasan AMI sekaligus musisi yang tergabung dalam kelompok jazz Chaseiro dan Karimata, sebagai ketua umum baru menggantikan Dwiki Dharmawan yang menjabat sejak 2016.
"Saya setuju selama enam tahun, prestasi Dwiki luar biasa, membuat ketua selanjutnya gampang. Kami sepakat Dwiki berhak istirahat. Saya rasa apa yang dicapai Dwiki boleh dikatakan jelas. Kalau memang nanti penerusnya itu tinggal meneruskan,” tutur Candra saat serah terima jabatan, dikutip dari siaran pers pada Selasa.
"Saya merasa punya tanggung jawab untuk memberikan kontribusi. Insya Allah saya terima (menjadi Ketua AMI)," lanjut dia.
Dirikan pada tahun 1996, YAMI merupakan organisasi independen yang memberikan penghargaan tertinggi kepada insan musik kreatif Indonesia yang berprestasi dalam rangka meningkatkan kreativitas, kapasitas ,dan kualitas mereka.
Selama 24 tahun penyelenggaraan AMI Awards, sudah terjadi empat kali pergantian jabatan ketua umum.
Pada 1996-1999, ketua umum yang menjabat adalah Erwin Harahap yang kemudian digantikan oleh Dimas Wahab pada 1999-2003, berlanjut ke kepemimpinan Titiek Puspa di periode tahun 2003-2006. Kemudian, jabatan diserahterimakan ke Tantowi Yahya yang menjabat selama dua periode di 2006-2016. Setelah itu, ketua umum dijabat oleh Dwiki Dharmawan sejak 2016 hingga 2022,
Di masa kepemimpinan Dwiki Dharmawan, terjadi perubahan dalam Industri musik termasuk perubahan strategi market yang biasanya bentuk rilisan fisik kini mulai beralih ke digital yang berdampak pada semakin pesatnya industri musik independen.
Pada AMI 2016, yayasan hanya menerima 600 karya dan pada AMI 2021, jumlahnya sudah mencapai 4.645. Hal tersebut menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan, yakni sebesar 674 persen.
Dari sisi proses pendaftaran hingga voting pun mengalami transformasi. Proses manual kini sudah beralih ke online sejak AMI 2019. Bahkan, sidang kategorisasi pun dilakukan secara hybrid. Internal AMI juga berhasil menata perpajakan dan memperoleh hak paten atas brand dan logo AMI Awards.
"Setiap tahunnya AMI Awards terus konsisten memberikan penghargaan paling bergengsi bagi para insan musik Indonesia, semoga semangat yang konsisten ini bisa menjadi pemicu bagi para insan musik Indonesia untuk terus menghasilkan karya produksi yang terbaik," kata Dwiki Dharmawan menutup masa jabatannya.
"Terimakasih atas kepercayaannya selama 6 tahun terakhir, saya beruntung mengemban amanat sebagai Ketua Umum Yayasan AMI dan menjadi bagian penting dari perkembangan industri musik Indonesia," pungkas dia.
"Saya setuju selama enam tahun, prestasi Dwiki luar biasa, membuat ketua selanjutnya gampang. Kami sepakat Dwiki berhak istirahat. Saya rasa apa yang dicapai Dwiki boleh dikatakan jelas. Kalau memang nanti penerusnya itu tinggal meneruskan,” tutur Candra saat serah terima jabatan, dikutip dari siaran pers pada Selasa.
"Saya merasa punya tanggung jawab untuk memberikan kontribusi. Insya Allah saya terima (menjadi Ketua AMI)," lanjut dia.
Dirikan pada tahun 1996, YAMI merupakan organisasi independen yang memberikan penghargaan tertinggi kepada insan musik kreatif Indonesia yang berprestasi dalam rangka meningkatkan kreativitas, kapasitas ,dan kualitas mereka.
Selama 24 tahun penyelenggaraan AMI Awards, sudah terjadi empat kali pergantian jabatan ketua umum.
Pada 1996-1999, ketua umum yang menjabat adalah Erwin Harahap yang kemudian digantikan oleh Dimas Wahab pada 1999-2003, berlanjut ke kepemimpinan Titiek Puspa di periode tahun 2003-2006. Kemudian, jabatan diserahterimakan ke Tantowi Yahya yang menjabat selama dua periode di 2006-2016. Setelah itu, ketua umum dijabat oleh Dwiki Dharmawan sejak 2016 hingga 2022,
Di masa kepemimpinan Dwiki Dharmawan, terjadi perubahan dalam Industri musik termasuk perubahan strategi market yang biasanya bentuk rilisan fisik kini mulai beralih ke digital yang berdampak pada semakin pesatnya industri musik independen.
Pada AMI 2016, yayasan hanya menerima 600 karya dan pada AMI 2021, jumlahnya sudah mencapai 4.645. Hal tersebut menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan, yakni sebesar 674 persen.
Dari sisi proses pendaftaran hingga voting pun mengalami transformasi. Proses manual kini sudah beralih ke online sejak AMI 2019. Bahkan, sidang kategorisasi pun dilakukan secara hybrid. Internal AMI juga berhasil menata perpajakan dan memperoleh hak paten atas brand dan logo AMI Awards.
"Setiap tahunnya AMI Awards terus konsisten memberikan penghargaan paling bergengsi bagi para insan musik Indonesia, semoga semangat yang konsisten ini bisa menjadi pemicu bagi para insan musik Indonesia untuk terus menghasilkan karya produksi yang terbaik," kata Dwiki Dharmawan menutup masa jabatannya.
"Terimakasih atas kepercayaannya selama 6 tahun terakhir, saya beruntung mengemban amanat sebagai Ketua Umum Yayasan AMI dan menjadi bagian penting dari perkembangan industri musik Indonesia," pungkas dia.